Pengantar

Salam dari Mgr. Ludovikus Rutten dan Br. Bernardus Hoecken. Saya telah mendapatkan kesempatan yang sangat istimewa untuk merenung, berdoa, dan tinggal selama enam hari (melalui retret) di Rooden Leeuw (Singa Merah), Maastricht, rumah pertama kita dan tempat di mana sejarah Kongregasi dimulai. Izinkan saya untuk menyapa Anda secara khusus untuk membahas tema yang tertera di atas. Sapaan kali ini terinspirasi oleh edaran “Informasi dari Dewan Umum” (IGC) yang dikirimkan belum lama ini, khususnya pada bagian Refleksi yang mengatakan: "Tunjukkan kepadaku sebuah komunitas yang setia mengenangkan Pendiri Kongregasi, berbicara tentangnya, membaca hal-hal yang terkait dengannya, menyebutnya dalam doa-doa, dan aku akan menunjukkan kepadamu komunitas yang memiliki masa depan yang menjanjikan. Tunjukkan kepadaku hal yang sebaliknya dan aku dapat memberitahukan kepadamu, komunitas mana yang hari-hari berakhirnya mulai dapat kita hitung". Saya membagi dialog kali ini ke dalam tiga bagian: (1) bagaimana Mgr. Ludovikus Rutten menghayati "budaya kedekatan dan perjumpaan"; (2) inspirasi dari Kitab Suci; dan (3) undangan dari Paus Fransiskus.

Saya berharap sapaan ini akan mendorong kita untuk mendengarkan lagi (hari ini) panggilan kita untuk menjadi pribadi (saudara) yang menghidupi kedekatan dan membangun budaya perjumpaan.