Yth. Para Bruder dan Frater di KOMUNITAS

Salam kasih persaudaraan,

Kita baru saja menerima Year Book 2016 yang dikirim oleh Dewan Umum. Kalau kita mencermati, pada awal tahun ini kongregasi kita beranggotakan 284 bruder yang terdiri 247 bruder berprofesi seumur hidup, 33 bruder berprofesi sementara (bruder muda) dan 4 novis. Sedangkan di Negeri Belanda kita mempunyai 6 associated members (anggota asosiasi). Dari 284 bruder yang berkarya di Dewan Umum 5 bruder, di Provinsi Chile 9 bruder, di Provinsi Ghana 56 bruder dan frater novis, di Provinsi Indonesia 143 bruder dan frater novis, di Provinsi Malawi 14 bruder dan di Provinsi Belanda 56 bruder.

Di Provinsi Indonesia dari 143 anggota, kita mempunyai bruder senior (yang berusia 60 tahun lebih) 37 bruder, 83 bruder medior, 20 bruder muda, dan 3 frater novis. 143 bruder dan frater tersebut berada di 25 komunitas, di 7 keuskupan yang ada di Indonesia.

Kalau kita mencermati data yang ada, sudah sejak tahun 1990 sampai sekarang jumlah bruder tidak pernah bertambah sementara kerasulan dan komunitas mengalami perkembangan. Kita pernah mempunyai jumlah anggota di Indonesia, paling banyak, di tahun 1995 dengan 164 bruder, terdiri dari 93 bruder berprasetia seumur hidup, 52 bruder muda dan 19 frater novis. Pada tahun-tahun berikutnya, jumlah bruder muda dan frater novis semakin sedikit. Salah satu penyebab berkurangnya calon bruder adalah ditutupnya Sekolah Pendidikan Guru (SPG) pada tahun 1990. Oleh pemerintah SPG diubah menjadi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Padahal bertahun-tahun SPG yang dikelola para bruder menjadi lahan panggilan yang subur bagi kongregasi kita, baik melalui SPG van Lith, SPG Don Bosko, SPG Kidul Loji maupun SPG Sedayu.

Para bruder dan frater, Kapitel Provinsi Indonesia menanggapi berkurangnya calon bruder dengan memutuskan kebijakan pertama yang diambil selama kapitel yakni Promosi Panggilan dan “Kerabat FIC”. Kapitel merekomendasikan kepada Dewan Provinsi 2012 – 2018 untuk:

1. Menumbuhkan kesadaran para bruder bahwa promosi panggilan merupakan tanggungjawab setiap bruder, dengan pertama-tama mengupayakan hidup sebagai bruder yang jujur dan sungguh-sungguh.

2. Membuat rumusan doa panggilan sebagai bruder dan didoakan setiap hari oleh komunitas dan unit karya kerasulan para bruder.

3. Mendorong agar setiap komunitas menyelenggarakan pertemuan dengan para simpatisan/”Kerabat FIC”.

Pada bagian penjelasan antara lain disebutkan bahwa, “Selama ini, promosi panggilan seolah-olah hanya menjadi tanggungjawab Tim Promosi Panggilan atau beberapa bruder. Promosi panggilan dan usaha penjaringan calon menjadi gerakan bersama, karena merupakan tanggungjawab setiap bruder. Unit karya kerasulan atau lembaga pembantu Dewan Provinsi hendaklah membantu penyelenggaraan promosi panggilan”.

Beberapa tahun terakhir ini Tim Promosi Panggilan bersama para bruder dibeberapa komunitas telah berusaha mengenalkan hidup kita bagi kaum muda, baik dengan rekoleksi panggilan, nongkrong bareng, live in di beberapa paroki, pembuatan kalender atau pengiriman pamflet dan spanduk.Usaha-usaha tersebut patut dihargai dan didukung. Meski demikian, seperti diamanatkan Kapitel Provinsi 2012, kita diminta berdoa mohon panggilan setiap hari. Hal ini sejalan dengan apa yang didengungkan Paus Yohanes Paulus II beberapa tahun lalu.

Paus Yohanes Paulus II dalam Anjuran Apostolik Vita Consecrata menegaskan bahwa doa merupakan kekuatan utama dalam promosi panggilan. Beliau mengingatkan kita akan kata-kata Yesus, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Lukas 10:2). Paus Yohanes Paulus II mengingatkan kita bahwa doa mohon panggilan merupakan prasarat yang diperlukan untuk setiap upaya mempromosikan panggilan,karena panggilan adalah hadiah atau rahmat yang diberikan oleh Allah.

Para bruder dan frater yang terkasih, pada masa Prapaskah ini marilah kita semakin bertekun dalam mengupayakan hidup sebagai bruder yang jujur, yang otentik, dan sungguh-sungguh. Kita berharap dengan cara demikian hidup kita mendatangkan daya tarik bagi kaum muda, sehingga mereka mempunyai hasrat untuk bergabung dengan kongregasi kita. Marilah kita merevisi diri agar kesaksian kita semakin menampakkan kasih dan kerahiman Allah pertama-tama melalui hidup berkomunitas, dalam kerasulan dan di masyarakat atau Gereja.

Seperti digaungkan Paus Yohanes Paulus II, bahwa doa merupakan sarana memohon kepada Allah mengirim tenaga untuk menuai panenan yang berlimpah, marilah kita tekuni Doa Mohon Panggilan setiap hari sehingga Allah yang telah menghendaki lahirnya kongregasi kita,Allah pula yang akan menyediakan tenaga untuk meneruskannya. Sambil tetap melibatkan diri dalam gerak Gereja di masa Prapaskah,baik melalui kegiatan di komunitas atau di lingkungan,berikut ini kami sampaikan Surat Edaran Provinsi Bulan Maret. Selamat membaca.