Anugerah “Kepemimpinan”.

Br. Frans Sugi ini memiliki bakat kepemimpinan yang cukup menonjol. Sejak masa mudanya dia hampir selalu mendapat tugas di bidang kepemimpinan, baik itu kepemimpinan di lingkungan karya maupun di dalam urusan internal provinsi/kongregasi. Dia pernah menjadi Kepala Sekolah di SMP PL Domenico Savio Semarang, SMA PL St. Yosef Surakarta, SMA Pangudi Luhur Jakarta; lalu tidak terduga-duga pada Kapitel Umum 1994 dia terpilih menjadi anggota Dewan Umum. Selesai menjadi anggota Dewan Umum pada tahun 2000 terpilih menjadi Provinsial di Indonesia; dan setelah menjalani tugas sebagai Pemimpin Provinsi selama 6 tahun, pada tahun 2006 dia ditunjuk menjadi Ketua Yayasan Pangudi Luhur sampai sekarang.

Akhir-akhir ini Br. Frans sugi menemukan dan mengembangkan hobi baru, yaitu menjadi dalang wayang kulit. Wayang adalah seni tradisional yang berkembang di Jawa, meskipun asal mulanya bersumber pada Kitab Mahabarata dan Ramayana dari India. Dia sangat bersemangat untuk mengembangkan seni tradisional ini, sampai-sampai dia menggunakan banyak waktunya untuk latihan menjadi dalang dan menyaksikan pagelaran wayang di mana-mana. Setiap kali ada perayaan di lingkungan Yayasan Pangudi Luhur atau di lingkungan Provinsi Indonesia, dia hampir selalu mendapat kesempatan untuk tampil mempergelarkan wayang kulit yang seringkali sudah dimodifikasi sesuai dengan tema perayaan. Dia kadang mengembangkan wayang kulit dengan membuat skenario cerita modern dan menampilkan tokoh-tokoh wayang modern. Sebagai contoh pada waktu penutupan Kapitel Umum 2012 di Salatiga dia membuat cerita mengenai Kongregasi FIC dengan menampilkan tokoh-tokoh FIC seperti Mgr. Ludovicus Rutten dan Br. Bernardus Hoecken. Dia juga beberapa kali pentas wayang di Radio Republik Indonesia stasiun Surakarta.

Meskipun demikian dia masih berusaha juga untuk mengembangkan bakat dan minat lain yaitu membaca dan menulis buku. Beberapa buku sudah ditulis dan diterbitkan.

Br. Frans Sugi selamat berbahagia dengan pesta 40 tahun menjadi bruder FIC. Semoga Frans tetap dikaruniai berkat kesehatan yang baik, dan tetap setia dan bersemangat untuk melayani Tuhan dan sesama.

Martinus Handoko.