GENERAL COUNCIL F.I.C. - Prins Bisschopsingel 22, 6211 JX Maastricht, The Netherlands  Phone: *31 (0) 43 3508373
Friday, April 19 2024  - 1 User Online  
HOMEGUESTBOOKCONTACT USFORUM 



13.02.2023 16:14:20 1573x read.
INSPIRATION
REFLEKSIKAN HIDUP! (Bro. Theo Riyanto, FIC)

  • REFLEKSIKAN HIDUP!

 

Hidup yang tidak pernah direfleksikan tidak layak untuk dihidupi! Keras sekali pernyataan ini. Bayangkan kalau kita dalam hidup ini tidak pernah secara sadar merenungkan apa yang telah kita lalui dan mencoba merencanakan langkah ke depan! Bayangkan kalau kita setiap hari melalui hidup ini bagaikan robot, hanya begitu-begitu saja dengan segala rutinitasnya! Bayangkan kita hidup tanpa makna apapun! Apa yang akan terjadi? Bagaikan manusia tak bernyawa, robot, yang bergerak hanya seperti mesin. Apa jadinya dengan kehidupan kita kalau kita tak pernah merenungkan kehidupan kita? Apa jadinya kalau kita tidak pernah berhenti sejenak untuk menengok perjalanan hidup kita? Apa jadinya kalau kita hanya bekerja dan bekerja tanpa pernah melihat makna pekerjaan kita? Apa jadinya kalau kita hanya melakukan aktivitas harian begitu saja, tanpa pernah tahu tujuan dan alasan mendasarnya? Apa jadinya.....

Setiap orang memiliki nilai-nilai kehidupan. Nilai-nilai itu dapat kita alami, namun untuk mengalaminya ada syaratnya. Salah satu syaratnya adalah kita perlu masuk ke kedalaman diri kita. Untuk masuk ke  kedalaman diri kita, kita membutuhkan waktu hening, waktu tenang. Kita membutuhkan keheningan dan sekaligus kesungguhan. Kita perlu waktu untuk merenung, untuk berefleksi secara sadar masuk ke kedalaman diri kita. Tanpa keheningan, tanpa renungan yang sungguh-sungguh kita tidak akan menemukan dan mengalami nilai-nilai kehidupan yang ada di dalam diri kita. Kalau kita tidak mampu menemukan dan mengalami nilai-nilai kehidupan di dalam diri kita, hidup kita tak bermakna, dan kalau tidak bermakna....tidak layak untuk dihidupi.

Tubuh, membutuhkan waktu untuk istirahat dan olahraga agar mencapai kesehatan yang prima dan kebugaran. Begitu juga dengan jiwa kita, hidup kita. Hidup kita kadang-kadang perlu diolah, diberi waktu untuk “istirahat”, agar tetap sehat dan bugar. Olah hidup itulah yang hendaknya kita lakukan. Salah satu caranya adalah dengan secara rutin melakukan renungan atau refleksi diri. Tidak penting lama waktu yang kita gunakan untuk merefleksikan diri namun pada keajegan dan kesungguhan kita melakukan refleksi. Ada orang yang satu tahun sekali mengadakan refleksi atas hidunya secara sungguh-sungguh. Ada yang mungkin enam bulan sekali. Ada pula yang mungkin setiap bulan dengan renungan singkat. Dan banyak orang yang melakukan setiap hari dengan waktu-waktu yang singkat, mungkin hanya 10 sampai 20 menit. Namun untuk sungguh-sungguh, paling tidak satu tahun sekali dengan waktu dua sampai tiga hari. Bahkan dalam tradisi agama-agama pun ada waktu-waktu yang mengimbau umatnya untuk melakukan refleksi diri. Misalnya di kalangan muslim ada satu bulan masa puasa untuk merefleksikan hidup dan membersihkan diri. Di kalangan katolik selain ada masa adven dan masa prapaskah, juga ada kebiasaan mengadakan rekoleksi sehari dan retret tiga hari. Semua itu untuk merenungkan hidup agar semakin bermakna dan sesuai dengan tujuan “besar”nya.

Renungan dengan pertanyaan-pertanyaan besar kadang kita perlukan walau tidak usah terlalu sering dipertanyakan. Misalnya untuk apa aku hidup, alasannya apa aku hidup, apa arti kebahagiaan bagiku, apa artinya cintakasih, dan lain sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan itu penting kita lontarkan untuk diri kita agar kita sungguh memikirkannya, sungguh merenungkannya, dan kemudian menemukan jawaban yang “berarti” untuk diri kita. Tentu saja untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan penting dalam hidup ini, kita membutuhkan waktu yang lebih lama dan kesunggguhan yang benar-benar kuat. Bahkan kadang-kadang kita membutuhkan bantuan dari orang lain. Orang yang dapat menolong kita menemukan makna kehidupan, tujuan kehidupan, nilai-nilai kehidupan dan tentu saja membimbing kita juga dalam mengusahakannya, dalam mengalaminya. Saat- saat penting itu misalnya ketika kita akan melangsungkan perkawinan, untuk menjalani panggilan hidup khusus, untuk menentukan pekerjaan atau karier, dan lain sebagainya.

Segala sesuatu dalam hidup kita sebenarnya memang harus selalu direfleksikan. Ada saat-saat kita mengevaluasi diri dan segala perjalanan hidup kita. Evaluasi itu penting agar kita mengetahui seberapa berhasil kita dan juga seberapa kegagalan kita, seberapa kemajuan kita dan mungkin juga seberapa “bengkok” kita dalam menjalani perjalanan hidup menuju tujuan. Bayangkan kalau kita tidak pernah menengok peta kehidupan kita, bisa-bisa kita sudah melangkah terlalu jauh dan keliru. Bayangkan kalau kita tidak pernah melihat kompas kehidupan kita, jangan-jangan kita mengarah ke arah yang keliru. Evaluasi diri yang merupakan bagian dari refleksi diri adalah untuk menilai kehidupan kita dan juga perjalanan hidup kita. Evaluasi ini harus jujur supaya benar-benar mendapatkan penilaian yang obyektif, benar dan tepat. Untuk ini kita membutuhkan waktu untuk tenang sebentar setiap hari, entah di pagi hari atau di malam hari. Tanpa meluangkan waktu untuk tenang sebentar, kita tidak akan punya waktu untuk mengevaluasi diri. Dan jika tidak ada waktu untuk mengevaluasi diri kita tidak pernah tahu seberapa nilai kehidupan kita. Dan jika tidak tahu seberapa kualitas hidup kita, kita akan hidup hampa, kosong dan tidak punya makna apapun.

 

Henry J.M. Newman, mengatakan bahwa kalau tanpa makna, hidup manusia dengan cepat akan merosot. Kalau tanpa makna, hidup bagaikan kerangka tanpa isi, hanya kekosongan belaka. Kalau tanpa makna, hidup bagaikan musim tanpa hujan, kekeringan. Kalau tanpa makna, hidup bagaikan bangunan rumah di atas pasir, keropos. Hidup tanpa makna tidak akan bertahan lama. Seringkali dalam kehidupan kita, hidup kita jalani tanpa refleksi apa pun. Makna kita temukan kalau kita berhenti berkegiatan, kalau kita mengadakan jeda dalam kehidupan rutin harian dan kemudian mempertanyakan semua usaha, pekerjaan, perjuangan, jatuh bangun, susah dan senang, bahagia-menderita, kesuksesan dan kegagalam dan seterusnya. Marilah kita temukan makna kehidupan kita masing-masing dengan penuh antusiasme sekaligus berjerih lelah agar kita dapat mencapainya. Seringkali kita harus berani mengambil keputusan untuk diam dan tenang, meluangkan waktu untuk mempertanyakan hidup dan menemukan makna kehidupan.

 








^:^ : IP 9.9.7.1 : 2 ms   
BROTHERS FIC
 © 2024  http://brothers-fic.org//