|
17.11.2020 19:26:35 2230x read. INSPIRATION Merasa nyaman dengan diri sendiri (Br. Theo Riyanto, FIC). Merasa nyaman dengan diri sendiri (Br. Theo Riyanto, FIC) Setiap orang ingin menjadi luar biasa. Itulah yang diusahakan oleh ego, kita ingin menjadi orang yang istimewa, spesial, unik dan tak ada bandingannya. Paradoksnya adalah semakin kita menjadi luar biasa, kita semakin terlihat biasa saja, karena yang lain lebih luar biasa. Sangatlah jarang orang hanya ingin menjadi yang biasa-biasa saja dan bukan siapa-siapa. Namun anehnya ketika kita mencoba untuk menjadi yang biasa-biasa saja, kita justru menjadi orang yang luar biasa. Dan ketika kita menjadi biasa, kita menyadari bahwa tanpa usaha untuk menemukan pun kita ini sudah unik. Kenyataannya memang setiap pribadi itu unik. Kalau kita berhenti mengejar ambisi untuk menjadi orang yang luar biasa, kita menyadari dan menemukan bahwa diri kita sungguh unik. Kita tidak perlu mencarinya, keunikan itu sudah ada di dalam diri sendiri. Berada berarti menjadi unik. Tidak ada cara lain untuk berada kecuali menjadi unik. Tidak ada dua hal yang sama persis di dunia ini. Kita tidak perlu menjadi dirinya orang lain, jadilah diri sendiri, dan menjadi unik. Bagaimana kita dapat semakin menjadi diri yang unik? Keunikan sudah ada pada diri kita. Kita harus menemukannya. Kita tidak perlu menciptakannya, karena telah ada dan tersembunyi di dalam diri. Kita hanya perlu untuk mengungkapkan dan menunjukkan pada diri kita. Keunikan ini tidak perlu pemeliharaan. Keunikan ini adalah milik kita, harta benda kita. Kita membawanya kapan pun dan di mana pun. Keunikan adalah jati diri kita. Jika kita ingin menyadarinya, tinggal tutup mata, menjadi tenang dan lihat ke dalam diri dan bermeditasi. Carilah waktu untuk istirahat, tenang dan berada sendiri untuk memandang ke dalam, ke dalam diri sendiri! Dalam ketenangan meditasi, kita akan menemukan jati diri kita yang sesugguhnya, keunikan, dan keistimewaan kita. Keunikan adalah keunikan, tidak kurang dan tidak lebih, tidak ada yang lebih unik atau kurang unik, semua pribadi unik. Kita ini adalah pribadi yang unik, namun kita hanya menyadari keunikan kita kalau kita mau menjadi yang biasa. Karena dalam yang biasa itu kita menemukan hal-hal yang luar biasa. Semakin menjadi yang biasa, kita justru semakin menjadi yang luar biasa. Sebaliknya semakin kita mengejar menjadi yang luar biasa kita justru tetap menjadi yang biasa-biasa saja. Kalau kita tidak memberikan diri sendiri, sebenarnya kita tidak memberikan apapun kepada yang lain. Kalau kita tidak memberikan cinta kepada yang lain kita tidak pernah tahu apa artinya memberi. Memberikan harta benda jauh lebih mudah daripada memberikan diri sendiri. Memberikan apa yang kita miliki, jauh lebih mudah daripada memberikan cinta kepada yang lain. Begitu juga dengan kerelaan untuk menerima. Menerima diri sendiri dan menerima cinta, membuat kita mengerti apa artinya menerima. Kemampuan menerima cinta dan diri sendiri juga merupakan kualitas pribadi kita. Ada beberapa hal yang menyebabkan kita “sulit” menerima cinta. Pertama, kita tidak memiliki penghargaan diri yang sehat, bahkan ketika seseorang mencintai diri kita, kita sendiri merasa tidak pantas untuk dicintai, untuk menerima cinta dari orang tersebut. Mengapa hal ini terjadi? Jawabannya sederhana, karena kita tidak menerima diri apa adanya, kita tidak pernah mencintai diri sendiri, kita sendiri merasa tidak pantas untuk menerima diri sendiri. Kalau demikian bagaimana mungkin kita mampu menerima bahwa orang lain mencintai diri kita. Cinta berarti suatu intimasi. Cinta berarti dua pribadi semakin dekat dan menyatu, dua pribadi dalam satu jiwa. Keduanya nyaman dengan diri mereka sendiri dan cocok satu sama lain dalam keharmonisan yang kemudian menimbulkan keindahan.
|