|
26.01.2020 00:28:48 3434x read. INSPIRATION Komitmen Sepenuh Hati. Komitmen Sepenuh Hati Bersegeralah! Amatilah kekuranganmu dan bukan Engkau harus selalu merindukan Tuhan Kerinduan dan hasrat ini Ingatlah: Renungan: Sering kali kita mengucapkan “janji” atau “sumpah” tertentu, tetapi tidak jarang kita tidak mampu dengan tekun dan setia melaksanakannya. Karena apa? Karena pada umumnya kita kurang memiliki komitmen sepenuh hati. Kita tidak konsisten melaksanakannya, kadang melaksanakan dengan setengah hati, bahkan tidak jarang kita melupakannya. Untuk melaksanakan yang kita janjikan, dibutuhkan komitmen sepenuh hati. Kita sering kali terbelenggu oleh masa lalu kita, sejarah hidup kita. Belenggu masa lalu ini, entah yang menyusahkan atau membahagiakan, mengganggu ke- beradaan kita sekarang ini dan lebih-lebih dalam me- langkah ke masa depan. Oleh karena itulah saran yang tepat sering kali kita dengar, “tinggalkan masa lalu dan pandanglah masa depan”. Untuk dapat bersikap demikian dibutuhkan komitmen sepenuh hati, hanya ke depan dan tidak “menengok ke belakang” terus-menerus. Agar dapat menempuh masa depan, kita hendaknya mampu membangun semangat dan sikap komitmen sepenuh hati. Untuk dapat melangkah ke depan, untuk semakin menjadi sempurna. Yang diperlukan bukan memandang segala yang kita miliki, peroleh, capai, namun pada kesekengan dan kekurangan kita. Dengan menjadi rendah hati, kita terdorong untuk dengan tekun dan setia menuju kesempurnaan, menjadi lebih baik lagi. Semakin menjadi manusia yang lebih baik, semakin kristiani, dan semakin menjadi murid Kristus yang sejati. Kesombongan dan kepongahan tidak membuat orang lebih maju, karena sikap dan semangat ini membuat orang mudah merasa puas diri dan memandang rendah orang lain. Hanya orang yang rendah hati dan terbuka untuk belajar dan menerima masukan untuk perkembangan dan kemajuan dirinya sebagai orang beriman. Sedangkan orang sombong dan pongah, mereka menutup diri dan sudah merasa dirinya sempurna. Dengan sikap rendah hati, kita merindukan Tuhan yang Maha Sempurna untuk menganugerahkan jalan kesempurnaan kepada kita. Hanya mereka yang rendah hati yang dapat menemukan dan menempuh jalan kesempurnaan. Kontemplasi merupakan cara yang ha- rus ditempuh agar dapat berjumpa dengan Tuhan dan diri sendiri, sehingga menemukan jalan menuju kesempurnaan dan bagaimana menempuhnya. Tuhan dalam kontemplasi memberikan arah kemana kita me- nuju dan menganugerahkan kemampuan agar kita memiliki komitmen sepenuh hati untuk menempuh jalan kesempurnaan. Kita hendaknya selalu menyalakan kerinduan dan hasrat kita untuk menjadi sempurna. Bekerja sama dengan Tuhan dan menyediakan diri sendiri untuk “hanya” dengan-Nya mewujudnyatakan masa depan kita yang bahagia. Kerinduan dan hasrat yang tidak selalu dinyalakan menjadi pudar dengan sendirinya dan akan menggerogoti komitmen sepenuh hati untuk melaksanakan apa yang kita janjikan dan cita-citakan. Tuhan adalah Tuhan yang “pencemburu”, tidak mau diduakan. Tuhan menuntut komitmen sepenuh hati dari kita. Tuhan dapat melaksanakan karya “penyempurnaan diri” kita, namun butuh kerja sama dengan kita. Tuhan harus bekerja sama dengan kita, dan bukan dengan orang lain. Tuhan telah sepenuh hati dan kita harus juga sepenuh hati. Komitmen setuyengah-setengah tidak dikenal oleh Tuhan. Jadi hanya ada satu jalan, berkomitmen sepenuh hati dan menyediakan diri untuk bekerja sama dengan Tuhan menempuh jalan kesempurnaan. Jangan membuat Tuhan “cemburu”! |