GENERAL COUNCIL F.I.C. - Prins Bisschopsingel 22, 6211 JX Maastricht, The Netherlands  Phone: *31 (0) 43 3508373
Friday, April 19 2024  - 1 User Online  
HOMEGUESTBOOKCONTACT USFORUM 



19.11.2020 16:38:37 1317x read.
INSPIRATION
KEUTAMAAN-KEUTAMAAN DALAM HIDUP BERSAMA (Theo Riyanto, FIC)

KEUTAMAAN-KEUTAMAAN DALAM HIDUP BERSAMA (Theo Riyanto FIC,)

(dari buku "Membangun Hidup Religius yang damai dan sejahtera, PT. Kanisius, 2008)

Tentu saja di dalam hidup bersama ada hal-hal yang dapat menopang dan menyuburkan kehidupan bersama tersebut. Hal-hal tersebut kalau dapat dihayati oleh masing-masing pribadi yang hidup bersama tentu amat membantu untuk membangun kehidupan bersama yang membuat setiap orang menjadi bahagia, damai dan sejahtera.

1.Rendah hati

Dalam hidup bersama hal yang penting hendaknya dimiliki oleh setiap orang adalah sikap kerendahan hati. Orang rendah hati biasanya sederhana dan menganggap dirinya sebagai pelayan bagi orang lain. Ia tidak mengunggulkan dirinya sendiri, tetapi justru menempatkan diri dalam sikap menghargai dan menghormati orang lain. Namun justru dalam sikap sederhana dan menghargai serta menghormati orang lain tersebut, biasanya ia sangat disegani dan dihargai oleh orang-orang di sekitarnya. Sikap rendah hati dibutuhkan karena dengan sikap rendah hati, orang mau mendengarkan orang lain, mau menghormati orang lain, mau mentaati pemimpin, tidak menyombongkan diri, mau ikut berbela rasa, dan yang jelas mau melayani orang lain. Saling melayani, berlomba-lomba untuk saling melayani adalah sendi penting dalam kehidupan bersama. Bukan pertama-tama menuntut orang lain tetapi menuntut diri sendiri untuk dapat melayani, untuk dapat mencukupkan kekurangan orang lain.

2.Teladan baik

Masing-masing anggota dalam kehidupan bersama hendaknya menyadari dan menempatkan diri sebagai “lampu yang tidak diletakkan di bawah gantang, sehingga tidak dilihat orang lain”. Masing-masing pribadi hendaknya justru berusaha menjadi teladan, menjadi model bagi yang lain dalam melaksanakan kehidupan bersama yang baik dan tepat. Misalnya, masing-masing berusaha untuk berkelakuan baik, tidak dijiwai semangat duniawi dan penuh egoisme, dijiwai oleh semangat religius yang benar, dan dalam segala sesuatu mencari kehormatan Tuhan dan keselamatan diri sendiri dan sesama. Memang tidak mudah untuk menjadi teladan karena kelemahan dan keterbatasan kita, namun pastilah setiap pribadi memiliki kelebihan, kebaikan, dan itulah yang kita teladankan bagi orang lain. Saling mencari dan menemukan kebaikan dan kelebihan sesama, dan mencukupkan kekurangan yang satu dengan yang lain, merupakan prinsip hidup bersama yang hendaknya diusahakan terus menerus. Hanya satu hal penting dalam sikap meneladan yang hendaknya diperhatikan, jangan mutlak meneladan sesama atau orang yang masih hidup, karena orang yang masih hidup dapat berubah dan masih berkembang (termasuk hal negatif). Meneladan kepada mereka yang sudah meninggal dan terbukti kebaikannya akan menolong dalam mengembangkan diri. Berusaha untuk menjadi baik jangan dimotivasi oleh kemauan untuk menjadi teladan, tetapi pokoknya menjadi baik dan biarkanlah orang lain yang secara bebas untuk meneladan jika diperlukan.

3. Cinta terhadap sesama

Cinta kasih merupakan pilar utama dalam kehidupan kristiani setelah iman dan harapan. Cintakasih merupakan pengikat kita untuk sampai pada kesempurnaan hidup. Tak ada yang lebih perlu dalam kehidupan bersama daripada cintakasih. Masing-masing anggota hendaknya saling mendahului untuk memberikan kasih kepada yang lain. Tidak hanya cinta biasa, tidak hanya cinta kebapakan atau keibuan namun dua-duanya. Jikalau cintakasih menjadi sumber gerak segala tindakan, betapa indahnya hidup bersama. Cintakasih ini terwujud misalnya dalam sikap mau mendengarkan dengan sepenuh hati, mau mengampuni dengan penuh ketulusan, mau meminta maaf dengan kesungguhan, mau menghargai orang lain betapa pun kedaaan orang itu, tidak membeda-bedakan orang lain, memperhatikan dan mengutamakan mereka yang lemah. Cintakasih juga berarti bersedia menerima orang lain apa adanya, lebih senang memberi daripada diberi, lebih senang melayani daripada menuntut. Cintakasih juga berarti rela berkorban demi sahabatnya.

4. Saleh/Kesucian

Tentu saja kesalehan atau kesucian menjadi cita-cita masing-masing anggota dalam hidup bersama. Mereka memilih kehidupan tertentu karena ingin menyucikan diri sendiri dan orang lain. Namun usaha itu tentu tidak selalu mulus dan mudah untuk dicapai justru karena kelemahan diri sendiri dan orang lain. Hanya dengan rahmat Tuhan dan intimitas dengan Tuhan maka hal itu pelan-pelan tahap demi tahap, dan dengan jatuh bangun dapat diusahakan. Masing-masing mengusahakan agar kata-katanya, karyanya dan segala tingkahlakunya bersifat ilahi. Kita mengusahakan itu dengan misalnya rajin berdoa, rajin mengadakan renungan, rajin bermeditasi, rajin melakukan pemeriksaan batin, rajin menerima sakramen rekonsiliasi, rajin mengikuti Ekaristi, rajin mengunjungi Sakramen Mahakudus, dan lain-lain. Namun juga mampu bersikap sabar, menjadi pengampun, mampu mengendalikan pikiran, perkataan dan perbuatan. Kalau masing-masing anggota berbuat demikian maka seluruh kehidupan bersama akan diberkati Tuhan dan  saling menyucikan yang satu dengan yang lainnya.

5. Sikap hati-hati

Salah satu sifat yang paling perlu dan tepat dalam kehidupan bersama adalah sikap hati-hati dan penuh pertimbangan. Perkataan, perbuatan hendaknya dilandasi dengan kebenaran dan hasil dari pertimbangan yang matang. Sikap hati-hati penting dimiliki oleh setiap anggota karena dalam kehidupan bersama segala perkataan, perbuatan, keputusan akan selalu berkaitan dan berpengaruh kepada yang lain. Misalnya hati-hati dalam berbicara agar tidak menyinggung perasaan orang lain, hati-hati dalam mengambil keputusan agar tidak merugikan orang lain, hati-hati bertingkahlaku agar tidak menjadi “batu sandungan” bagi yang lain, dan lain sebagainya. Sikap hati-hati tidak hanya menguntungkan diri sendiri dan menghindari diri dari permasalahan yang tidak dikehendaki, namun juga menghindarkan diri dari permasalahan dengan orang lain. Kita hendaknya bersikap hati-hati lebih-lebih jikalau pikiran, perbuatan, dan kata-kata itu menyangkut orang lain. Sikap, perbuatan, kata-kata setiap anggota akan mempengaruhi anggota yang lain. Lebih-lebih sebagai pemimpin ia akan selalu dilihat oleh orang lain. Pemimpin hendaknya insyaf bahwa kata-kata, sikap dan tindakannya diuji dan dinilai oleh anggota. Sesuatu dalam orang lain (anggota) dinilai sebagai biasa, namun untuk seorang pemimpin sangat diperhatikan dan dilihat orang.

6. Kelembutan hati

Berhati tentram, tenang, sabar akan membuat orang tampil dan bersikap lemah lembut. Jikalau masing-masing anggota memiliki sikap lemah lembut, maka mereka akan saling memberikan ketentraman dan ketenangan, bahkan bagi mereka yang sedang mengalami kekacauan atau masalah pun akan merasa lebih tenang dan tentram. Kelembutan hati akan membuat orang lain tidak merasa takut, tidak merasa terancam, tidak merasa tersinggung dan terlukai. Kata-kata yang lembut tidak hanya membuat orang lain terhibur, tetapi juga merasa tenang dan tentram. Perbuatan yang lembut akan membuat orang lain tidak tersakiti walau mungkin merupakan kritikan atau masukan yang membangun. Kesabaran akan membuat orang lain mudah menerima keadaan yang lain yang mungkin sedang mengalami ketidakteraturan, kesalahan, ketidaknyamanan hidup, permasalahan dan lain sebagainya. Kelembutan hati akan membuat orang bertumbuh dan berkembang, bangkit dari keterpurukan dan kegagalan. Buluh yang terkulai tidak dipatahkannya. Yang lemah merasa dikuatkan justru oleh kelembutan hati, kesabaran dan ketenangan. Mereka yang sedang kacau dan bermasalah, akan merasa terbantu jikalau mendapatkan sikap tenang, sabar dan kelembutan, bukan dengan kekerasan, tekanan dan teguran keras yang kurang personal. Kelembutan hati akan membuat situasi hidup bersama lebih tenang dan damai.

7. Keteguhan

Kelembutan hati tentu tidak sama dengan sikap yang lemah, tidak tegas dan tidak berpegang teguh pada suatu nilai atau prinsip bersama. Tentu dalam kehidupan bersama dibutuhkan suatu sikap tegas, sikap teguh lebih-lebih ketika berkaitan dengan komitmen bersama, nilai yang dihargai bersama, prinsip yang dipegang bersama. Namun perlu diingat bahwa keteguhan tidak sama dengan bersikap keras, kejam, otoriter, dan kaku. Hidup kita tidak hanya demi menyenangkan orang lain, dan mencari-cari cinta atau belaskasihan dari orang lain. Kebahagiaan yang dicari dan ingin dihayati setiap anggota hendaknya berdasarkan keteguhan hati bukan berdasarkan belaskasihan dari orang lain. Keteguhan hati yang mengatasi kecemasan dan ketakutan yang tidak beralasan, sangat diperlukan setiap orang lebih-lebih untuk para pemimpin.

8. Kebijaksanaan dan Ilmu Pengetahuan

Hendaknya dalam kehidupan bersama seseorang memiliki bekal yang cukup tentang kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan. Semakin bijaksana dan berilmu pengetahuan tentu akan sangat membantu dalam kerangka hidup bersama. Pastilah sangat berbeda jikalau para anggota memiliki kepintaran, berpengetahuan, berwawasan luas, berpengalaman dan bisa mengikuti perkembangan zaman, dibandingkan dengan jikalau anggota-anggotanya kurang berpengetahuan, kurang wawasan, kurang pengalaman dan lain sebagainya. Kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang adil, dapat dipakai sebagai landasan penyelesaian masalah atau problem bersama, dapat juga dipakai untuk mengatasi kesulitan dan tantangan namun juga dalam merencanakan ke depan.

9. Giat dan tabah

Dalam hidup bersama tentu dibutuhkan suatu sikap giat dan tabah. Setiap anggota hendaknya tidak pernah takut akan kesukaran, pekerjaan yang berat atau sesuatu yang membutuhkan pengorbanan. Mereka hendaknya giat, bersemangat dalam bekerja dan memelihara aturan bersama, baik dalam hidupnya sendiri maupun dalam kebersamaan. Ketabahan dibutuhkan di saat-saat mengalami kesukaran dan kesulitan, di saat-saat hidup terasa berat, di saat-saat penderitaan. Dengan penuh kesabaran menghadapi segala masalah dan tantangan. Dalam hidup sendiri saja kita sering menghadapi masalah, apalagi dalam kehidupan bersama yang terdiri dari beberapa individu. Oleh karena itu dibutuhkan semangat tabah dan kesabaran yang tinggi.

10. Kepercayaan

Dalam kehidupan bersama salah satu hal penting yang menjadi dasar sekaligus menghidupkan kehidupan bersama adalah kemampuan mempercayai orang lain. Dan lebih khusus dan penting lagi adalah memiliki kepercayaan yang mantap kepada Tuhan, betapa pun sulitnya perkara-perkara yang dihadapinya. Dalam kepercayaan yang penuh kepada Tuhan, segala perkara akan terselesaikan, segala beban akan teringankan, segala kesulitan akan mendapatkan solusi, dan segalanya akan terselesaikan dengan baik. Masing-masing anggota memberikan kepercayaan yang penuh kepada yang lain. Memberikan ruang gerak dan kebebasan sehingga masing-masing anggota dapat bertumbuh dan berkembang. Setiap anggota membutuhkan ruang untuk dapat berkembang sesuai dengan dirinya, panggilannya, perutusannya. Dan karena kepercayaan satu sama lain dan adanya ruang tanggungjawab itu akan menimbulkan suatu kehidupan bersama yang indah dan damai.

11. Kesederhanaan

Kesederhanaan merupakan salah satu keutamaan dalam hidup bersama. Kesederhanaan di sini tidak hanya dalam hal harta benda atau kepemilikan namun lebih-lebih dalam pikiran, sikap dan perbuatan. Tidak serakah untuk memiliki yang berlebihan, tidak bersikap arogan dan sombong namun sederhana tidak berlebih-lebihan, dan perbuatannya dilandasi sikap kesederhanaan sehingga menyadari hanya sebagai “alat” atau “instrumen” saja. Dalam kesederhanaan yang lebih berinspirasi pada keugaharian, tidak berlebih-lebihan, sewajarnya, akan membuat orang lain merasa nyaman. Orang sederhana juga mudah berbagi, tidak suka menilai orang, tidak iri hati, bersikap adil, mudah mensyukuri hal-hal kecil, dan selalu merasa cukup. Dengan kesederhanaan yang dimiliki seseorang, ia akan mudah mendekati dan didekati oleh orang lain. Dan dengan demikian sikap sederhana membuka jalan untuk mendekat satu dengan yang lainnya, sehingga sangat membantu untuk membangun suatu kehidupan bersama yang damai dan sejahtera.

12. Kesabaran

Kesabaran menjadi sikap yang penting dimiliki seseorang dalam hidup bersama. Sikap sabar membuat orang tidak mudah marah, tidak mudah tersinggung, tidak mudah menilai negatif orang lain, tidak mudah “emosional”, tidak mudah putus asa, tabah menanggung beban penderitaan dan cobaan, dan tekun dalam menggapai cita-cita atau dalam menjalani perjuangan. Dalam hidup bersama selalu ada masalah terutama dalam hal komunikasi dan relasi, karena kelemahan pribadi dan orang lain. Dalam keadaan demikian dibutuhkan sikap sabar dan sekaligus kemauan untuk memaafkan dan meminta maaf. Sebab kalau tidak memiliki sikap kesabaran yang prima, kesediaan meminta dan memberikan maaf, maka hidup bersama hanya akan menjadi “penjara” yang saling menyakiti satu dengan yang lain.








^:^ : IP 9.9.7.1 : 2 ms   
BROTHERS FIC
 © 2024  http://brothers-fic.org//