|
26.10.2020 13:43:32 2168x read. INSPIRATION Kerinduan kepada Tuhan. (Theo Riyanto, FIC) Kerinduan kepada Tuhan. Maknailah secara rohani kata “Tuhan”! Janganlah berpusat secara khusus Orang-orang tertentu menyadari bahwa Engkau mesti melakukannya Jangan penuhi pikiranmu pada hal-hal yang tidak perlu, tetapi tujukanlah pikiranmu hanya kepada Tuhan saja. Renungan: Mengontemplasikan Tuhan. Dengan cara yang sama kita menggunakan kata “Tuhan” untuk berkontemplasi. Tidak perlu menganalisis makna kata itu. Tidak usah terpengaruh oleh segala kebaikan dan nilai keutamaan ketika kita memikirkan tentang Tuhan. Kata itu sudah lengkap dan utuh, tidak perlu penjelasan lagi. Rasakan dan resapkan saja dalam hati dan jiwa! Tidak perlu juga kita secara khusus memusatkan perhatian pada kebaikan Tuhan atau nilai keutamaan tertentu. Kontemplasikan semua kebaikan dan nilai-nilai itu di dalam kata “Tuhan”. Pada sebagian orang, mereka dimampukan untuk memiliki Tuhan karena telah memiliki segala yang baik. Segala yang baik datangnya dari Tuhan. Tidak ada yang mereka rindukan kecuali Tuhan sendiri. Tuhan cukup bagi mereka. Tuhan adalah segalanya. Segala dalam Tuhan dan Tuhan dalam segala. Kita hendaknya juga melakukan hal ini, seturut rahmat Tuhan yang dianugerahkan kepada kita. Kita memiliki Tuhan karena kita memiliki segala yang baik. Kita arahkan hati dan jiwa kepada Tuhan semata. Kerinduan kepada Tuhan semata dan bukan pada yang lainnya. Dalam Mazmur 42, kerinduan Daud kepada Al- lah, merupakan kekuatannya untuk mendapat kasih Allahnya. Rindu yang digambarkannya seperti rusa yang merindukan sungai yang berair (ayat 2). Rindu kepada Tuhan Yesus menjadikan kekatolikan kita berkualitas. Kerinduan kepada Tuhan membuat penyembahan kita kepada-Nya berkualitas dan membuat segalanya juga menjadi berkualitas. Hati yang rindu kepada Tuhan tidak timbul dengan sendirinya tanpa dimotivasi dengan dorongan kasih kepada-Nya. Kerinduan yang kuat kepada Tuhan ditandai per- tama-tama oleh perasaan yang kuat ingin berjumpa dengan Tuhan. Ada kerinduan yang membara kepada Tuhan. Kita merindukan Tuhan dan sudah tidak tahan lagi untuk bertemu dengan-Nya. Dan setelah perjumpaan, kita terdorong untuk menceritakan pengalaman akan Tuhan kepada sesama. Dorongan ini tidak dapat dibendung karena sukacita yang berlimpah, karena syukur dapat berjumpa dengan Tuhan. Dan karenanya ia selalu ingin dekat dengan Tuhan, selalu ingin berjumpa dengan Tuhan. Ia menjadi aktif menggereja, bertekun dalam doa, dan setia menjalankan kehendak Tuhan. Orang yang merindukan Tuhan, ia dapat mengarahkan hati dan jiwanya berpusat kepada Tuhan. Mazmur 63:2 mengatakan, “Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair”. Dan dalam Mazmur 119:81 diserukan, “Habis jiwaku merindukan keselamatan dari pada-Mu, aku berharap kepada firman-Mu”. |