|
02.03.2020 18:21:17 2874x read. INSPIRATION Doa Kontemplatif Maria. Doa Kontemplatif Maria (diambil dari buku: Menggapai Tuhan dalam Doa dan Hidup Sehari-hari, bab 3, Theo Riyanto, FIC) Kita dapat meneladan Bunda Maria dalam berdoa dan dalam melaksanakan doa kontemplatif. Meneladan bagaimana Bunda Maria “menyimpan dalam hati” segala sabda-Nya dan perkara. Juga Bunda Maria sebagai Ibu Dukacita. Bunda Maria begitu intim dengan Tuhan, di mana ia menerima segala kehendak cinta kasih Tuhan, termasuk pada saat-saat yang paling menyedihkan. Ia tidak takut, namun terus melakukan dialog intim dengan Tuhan. Atas segala sesuatu yang terjadi di dalam dirinya, Bunda Maria selalu menyimpannya di dalam hati, merenungkannya, dan berusaha menemukan kehendak Tuhan di dalamnya. Bunda Maria sungguh-sungguh merupakan teladan bagi jiwa-jiwa pendoa. Ia sungguh menyadari keberadaannya sebagai seorang pribadi dan seluruh gerak hatinya untuk mampu memahami dan melaksanakan kehendak Tuhan Yang Mahakasih yang bersemayam di dalam dirinya. Itulah sebabnya jiwanya begitu sederhana dan rendah hati. Menyadari bahwa dirinya penuh rahmat, Bunda Maria tidak hidup dalam “permukaan” kemanusiaannya saja, tetapi lebih mendalam, di dalam kedalaman keberadaannya sebagai manusia ciptaan Allah Yang Mahakasih. Setiap saat dalam peziarahan hidup dan imannya, ia selalu kembali ke dalam hati dan merenungkannya dengan penuh iman dan kasih. Ia selalu menyerahkan diri penuh iman kepercayaan kepada kehendak Tuhan. Bunda Maria merenungkan secara mendalam segala sesuatu di dalam hatinya. Ia hidup di dalam hatinya secara begitu mendalam, sehingga mata tidak dapat mengikutinya. Seluruh sikap dan tindakan Bunda Maria digerakkan dari perenungannya yang mendalam di dalam hatinya. Hal ini tampak salah satunya pada kehidupan Bunda Maria di saat menerima Kabar Gembira bahwa ia akan mengandung Sang Penyelamat dan saat kelahiran Sang Putra. Ia dipilih Tuhan untuk menjadi tempat tinggal-Nya. Ia siap sedia untuk segala sesuatu yang akan terjadi pada dirinya seturut kehendak Tuhan. Segala sesuatunya ia bawa dalam perenungannya di hadapan Tuhan, segala sesuatunya ia bawa dalam doa dari hati ke hati dengan Tuhan. Hal ini tidak membuat Bunda Maria hanya tinggal di dalam situasi berdoa, karya kontemplasi, namun ia mampu juga berkarya secara aktif dengan mengunjungi Bunda Elisabet melewati pegunungan di Yudea (Lukas 1:39). Ketekunan berdoa tidak akan menghambat dan mengurangi karya belas kasih, justru akan memperkuat dan memberikan makna yang lebih mendalam. Karya belas kasihnya menjadi suatu kabar gembira, sebagai suatu karya keselamatan. Bunda Maria meneladan Tuhan Yesus dan melaksanakan kehendak- Nya melalui doa-doanya. Doanya selalu, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut kehendak-Mu” (Lukas 1:38). Seperti yang juga disampaikan oleh Tuhan Yesus: “Ya Bapa, Aku datang untuk melaksanakan kehendak-Mu” (bdk. Ibrani 10:7). Kedua tanggapan terhadap kehendak Allah Bapa ini merupakan ungkapan dari sikap jiwa yang sama, kesiapsediaan penuh cinta kasih untuk melaksanakan kehendak Tuhan. Bunda Maria sungguh merupakan teladan kita dalam ketekunan mencari dan menemukan kehendak Tuhan, dan teladan kita dalam berdoa penuh iman kepercayaan secara tekun untuk menemukan dan melaksanakan kehendak Tuhan dalam keseharian hidup kita.
|