GENERAL COUNCIL F.I.C. - Prins Bisschopsingel 22, 6211 JX Maastricht, The Netherlands  Phone: *31 (0) 43 3508373
Thursday, March 28 2024  - 1 User Online  
HOMEGUESTBOOKCONTACT USFORUM 



28.05.2019 16:57:35 2753x read.
INSPIRATION
DIMENSI KENABIAN DARI HIDUP BRUDER DAN SUSTER.

DIMENSI KENABIAN DARI HIDUP BRUDER DAN SUSTER.

Hidup religius awam mengembangkan Kerajaan Allah yang “sudah hadir di tengah kita”, namun selalu disemangati dan digerakkan oleh dimensi eskatologis, bahwa Kerajaan Allah “masih akan datang”. Para religius awam dimotivasi oleh nilai-nilai akan datangnya Kerajaan Allah dengan memberikan kesaksian pada masa sekarang, terlibat aktif dengan cara khusus pada dimensi kenabian Gereja.

Kenabian seperti ditemukan dalam Kitab Perjanjian Lama maupun dalam tindak kenabian Tuhan Yesus Kristus, berlangsung terus-menerus di dalam sejarah Gereja. Cara hidup mereka yang berbicara atas nama Tuhan, dan secara khusus dalam hidup Tuhan Yesus – “seorang nabi sungguh perkasa dalam segala yang dia katakan dan perbuat” (Lukas 24:19). Hal ini dengan bahasa dan cara yang berbeda juga dilaksanakan oleh para bruder dan suster dalam hidup dan karya mereka.

Beberapa ciri kenabian yang terdapat dalam kehidupan para bruder dan suster adalah sebagai berikut.

1. Dipanggil oleh Allah

Panggilan sebagai religius awam sekaligus rahmat dan tanggung jawab: rahmat Tuhan kepada dunia, kepada Gereja, kepada pribadi yang terpanggil dan terlibat dalam karya misi Tuhan Yesus. Hal ini merupakan peristiwa yang paling mendasar dalam kehidupan setiap bruder atau suster, seperti kehidupan para nabi. Bruder dan suster menerima panggilan dan menanggapinya sesuai dengan konteks karisma khusus lembaga hidup baktinya atau kongregasinya, yang dibangun oleh Allah dalam lingkungan sejarah tertentu, untuk membebaskan manusia dari kondisi tertentu. Keyakinan akan karisma tertentu merupakan bentuk konkret dari ketaatan pada rahmat keselamatan Tuhan Yesus dan proses pengudusan diri, keselamatan manusia, dalam karya nyata di dunia pendidikan secara umum dan karya kesehatan atau pelayanan-pelayanan sosial lainnya, juga dalam pelayanan di paroki dan lain sebagainya. Dengan melaksanakan karya-karya ini, para religius awam menghadirkan Roh Kudus, yang mewartakan Kerajaan Allah dengan kekayaan rahmat-Nya.

2. Manusia untukAllah (man of God), Lahir dalam Roh Kudus

Seperti para nabi, para bruder dan suster dipanggil untuk menjadi manusia Allah, yang lahir secara baru dari Roh Kudus, di mana Allah menjadi satu-satunya alasan keberadaannya. Bruder dan suster adalah seseorang yang didorong oleh Roh Kudus, yang mengerti dan memahami bagaimana membaca tanda-tanda zaman, hadir dalam realitas dunia masa kini, dan mewujudkan rahmat Allah, memberikan kesaksian akan nilai-nilai permandian dan hidup religiusnya, dan menghadirkan Kerajaan Allah di dunia dan dalam masyarakat.

Hidup dan karya mereka memiliki nilai eskatologis: mereka mewartakan nilai-nilai transendental dan keselamatan manusia yang telah hadir di dunia ini. “Hidup bakti adalah kehidupan kenabian yang meneguhkan luhurnya nilai-nilai kesatuan antara keilahian dan kemanusiaan, kesatuan antara Tuhan dan manusia. ”Melalui hidup bakti, para bruder dan suster, hidup diabdikan kepada pewartaan Kabar Gembira dan karya kenabian dengan membebaskan diri dari kepemilikan, cinta diri, dan keterikatan pada pribadi tertentu.

3. Hidup dalam Komunitas

Dengan hidup di dalam komunitas tertentu, bruder dan suster hadir dalam misi yang konkret, menjadi tanda akan hadirnya Kerajaan Persaudaraan Sejati. Ciri khusus hidup berkomunitas adalah persaudaraan sesuai dengan nilai- nilai Injil. Para bruder dan suster sebagai persekutuan atau komunitas, mengambil perutusan khusus dalam rangka meneruskan karya keselamatan yang telah dibawa oleh Tuhan Yesus.

4. Sangat Peka dan Penuh Perhatian pada Tanda-tanda Zaman

Seperti para nabi, para bruder dan suster hendaknya peka akan tanda-tanda zaman, peka akan kebutuhan yang mendesak yang dibutuhkan Gereja dan masyarakat, dan juga tanda-tanda zaman lainnya. Mereka tidak “bersembunyi” dalam dunia mereka sendiri, namun “masuk” dalam dunia sekitar dan dengan semangat Pentakosta berkarya dengan berbagai cara dan di berbagai tempat.

5. Terlibat dalam Pembebasan Manusia

Para bruder dan suster, karena pengalaman mereka akan Allah, berbagi sukacita, harapan, dan penderitaan pada sesama manusia. Kepekaan mereka akan Allah memberikan kepada mereka perasaan kemanusiaan dan kepekaan akan situasi sesama. Hal ini memanggil dan mendorong mereka untuk melayani siapa pun, terlebih mereka yang membutuhkan.

Sebagai bruder dan suster, mereka hendaknya mampu menyadari aspek keilahian setiap manusia atau martabat manusia dan menghadirkan martabat itu juga di dalam diri mereka, dengan mewartakan Kabar Gembira dan memerangi struktur sosial yang tidak adil di dalam masyarakat.

6. Membagikan Kebijaksanaan Tertentu

Para bruder dan suster yang sangat akrab dengan Kitab Suci karena setiap hari menggunakannya dalam doa-doa dan bacaan-bacaan rohani, hendaknya memiliki kebijaksanaan tertentu dalam hidup yang terinspirasikan oleh Sabda Tuhan. Juga karena nilai-nilai yang diwariskan oleh para pendiri mereka, konstitusi yang menjadi pegangan hidup mereka setelah Kitab Suci, dialog dengan sesama dengan penuh kehati-hatian dan dalam semangat Roh Kudus, menjadikan mereka peka akan kehendak Tuhan.

(Dari buku "Panggilan Religius Awam, Bruder dan Suster..." Yogyakarta, Kanisius, 2016)








^:^ : IP 9.9.7.1 : 2 ms   
BROTHERS FIC
 © 2024  http://brothers-fic.org//