|
04.09.2020 17:11:21 2193x read. INSPIRATION CINTA KASIH. CINTA KASIH.
Salah satu bahaya bagi orang yang aktif merasul adalah terjerumus dalam kegiatan-kegiatannya, memeras otaknya, membuat rencana-rencana, menggerakkan orang-orang lain, mengurus ini dan itu---sehingga akhirnya pekerjaan itu menjadi tujuan tersendiri dari dirinya, roh karya itu yang adalah cintakasih dilupakan. Orang-orang semacam itu keras kepala dan sikapnya kaku, kurang memahami perasaan dan kelemahan orang lain. Sehinngga yang semula dimaksudkan untuk membantu orang lain agar dapat memperkembangkannya, hal itu akhirnya dijadikan tujuannya sendiri dan orang-orang lain menjadi alat belaka untuk memuaskan nafsu kerjanya. Segala kegiatan kita baru bernilai kalau dijiwai oleh cintakasih. Kalau tidak didorong olehnya, keaktifan kita menjadi kosong. Tanpa cintakasih kita tidak dapat membantu saudara-saudara kita, karena hanya cintakasih itulah yang sungguh sungguh memperhatikan orang lain tanpa pamrih. Inti dari hidup kristiani adalah TuhanYesus sendiri. Kita dipanggil Tuhan untuk hidup bersama dan di dalam Dia. Jadi hidup kristiani tidak pertama-tama berarti harus mentaati perintah-perintah, melainkan MENYERAHKAN diri kepada Tuhan, penuh kepercayaan dan cintakasih. Kalau kita masih sering bertanya: boleh atau tidak, harus atau tidak, takut melanggar peraturan, dan hanya berbuat apa yang diperintahkan dan selain itu merasa tidak memiliki kewajiban apa-apa...kita memiliki sikap dan moral sebagai hamba/budak. Sikap semacam ini tentu saja bertentangan dengan martabat kita yang sesungguhnya. Kita harus insyaf, bahwa dengan adanya Kristus, hubungan dengan Tuhan telah berubah secara radikal: kita tidak menghadap Tuhan sebagai seorang budak menghadap majikan, melainkan seperti seorang anak yang menghadap bapanya. Kita tidak dikuasai oleh suatu hukum yang “mati” melainkan oleh cintakasih yang hidup terhadap Allah. Yang mendorong kita bukan suatu ancaman, suatu kewajiban yang mati, melainkan hukum CINTAKASIH. Atas panggilan cintakasih Tuhan kita menjawab dengan menyerahkan diri secara bebas kepadaNya. Maka dari itu inti hidup kristiani adalah cintakasih; kita menyerahkan diri secara total kepada Tuhan yang telah memanggil kita dalam Yesus Kristus. Kita bersedia untuk berbuat apa saja demi Dia yang mencintai kita dan yang kita cintai, kita bangun seluruh hidup kita berdasarkan Tuhan, siap untuk mengorbankan apa saja yang ada pada kita, bahkan diri kita sendiri demi Tuhan. Itu tidak karena keharusan atau paksaan atau ancaman atau karena berguna bagi kita, melainkan karena kasih. Hanya di dalam cintakasih itulah hidup kita mempunyai arti terhadap Tuhan. Maka cintakasih kepada Tuhan harus menjadi daya dorong segala usaha kita. Andaikan seorang pemudi mendapat suatu hadiah yang sangat berharga dari kekasihnya: bagaimana ia akan bersikap terhadap hadiah itu. Apakah ia akan berkata:”yang kusadari hanyalah kekasihku, maka hadiah itu kulupakan, kubuang dalam selokan?” Tentu saja tidak! Pemudi itu tentu akan gembira sekali atas hadiah itu, ia akan menyimpannya dengan sebaik-baiknya, ia akan memperbaikinya kalau ada kerusakan- dan itu bukan karena kewajiban atau suatu perintah melainkan demi cinta dan hormatnya terhadap kekasihnya. Dengan kata lain: justru karena pemudi itu menyerahkan hatinya seutuhnya kepada kekasihnya dalam cintakasih, ia merasa bertanggungjawab atas apa saja yang ada hubungannya dengan kekasihnya, apalagi kalau itu merupakan suatu hadiah. Demi cinta kita kepada Tuhan, kita merasa bertanggungjawab terhadap semua ciptaan Tuhan, kita pelihara, kita selamatkan. Lebih khusus lagi terhadap masyarakat. Kita bertanggungjawab terhadap keselamatan manusia, keselamatan sesama, saudara kita. Apalagi setelah Tuhan mencurahkan darahNya bagi kita masing-masing. Semakin kita mencintai Tuhan, semakin kita akan terdorong untuk bertanggungjawab atas saudara-saudara kita dengan penuh cintakasih dan membawa mereka kepada keselamatan dalam Tuhan. Persoalannya adalah bahwa cintakasih kepada Tuhan hanya dapat dilaksanakan dalam cintakasih kepada sesama, karena cintakasih terhadap sesama dengan sendirinya adalah cintakasih kepada Tuhan. Perintah Tuhan hanya satu, Cintailah Tuhanmu dalam mencintai sesamamu!. Cintailah sesamamu karena dengan demikian engkau mencintai Tuhan. Cinta kepada sesama di dunia ini adalah cinta kepada Tuhan. Cinta kepada Tuhan harus mutlak terwujud dalam cintakasih kepada sesama. Cinta kepada Tuhan tanpa cinta kepada sesama tidaklah mungkin. Tuhan sendiri adalah cintakasih. Maka bilamana di dalam diri kita ada cintakasih sejati, bila kita membuka hati untuk saudara kita, maka dengan sendirinya kita berada di dalam Tuhan dan mencintaiNya, sekalipun itu belum kita sadari. Dan sebaliknya: apabila kita menolak seorang saudara kita dan tidak mau mencintainya, kita jatuh ke luar dari Tuhan sendiri. Betapa besarnya rahasia cintakasih. Tuhan sendiri adalah cintakasih. Dimana ada cintakasih sejati, dimana seseorang membuka hatinya bagi sesamanya dan menyerahkan diri kepadanya dalam cintakasih... disana ia menyerahkan diri kepada Tuhan, berada di dalam Tuhan, menghayati cintakasih kepadaNya. Dan setiap kali kita menolak untuk membuka hati kita terhadap sesama, setiap kali pula kita menarik diri dan tidak mau menyerahkan diri kepadanya. Setiap kali kita tidak mau mencintai, kita menarik diri keluar dari lingkaran cintakasih Tuhan. Kalau kita tidak mencintai sesama, mustahillah kita mencintai Tuhan. Hakikat cintakasih yang sejati adalah bahwa cintakasih tidak ada batasnya. Cintakasih adalah menyeluruh dan tidak kenal kata “cukup”. Bilamana kita sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada cintakasih, hidup kita akan berubah. Hati kita akan menjadi lebar, karena cintakasih berarti: membuka diri terhadap setiap saudara, menerimanya sebagaimana adanya, tidak mengukur segala-galanya dari kepicikan kita sendiri, melainkan menyerahkan diri kepada orang lain dengan segala resiko. |