Lahir Kembali di Malawi. (by Bro. Michael Sidarta)

Pada hari Kamis, 18 Juli 2024 Br. Robertus Kuncoro Budi Santoso akan berangkat ke Malawi untuk menjadi misionaris di Provinsi Malawi. Petang hari sebelumnya, Rabu, 17 Juli 2024 para bruder di Semarang mengadakan doa pengutusan untuk mendukung misi Br. Kuncoro.

Bacaan Injil yang dipilih untuk doa pengutusan tersebut adalah percakapan Yesus dengan Nikodemus dari Injil Yohanes 3:1-21. Yang khas pada kisah itu adalah tema kelahiran kembali dari air dan Roh. Bagian akhir Injil tersebut mengungkapkan, “Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.”

Bila Kongregasi FIC dihayati sebagai entitas ilahi yang lahir dari kasih Allah, maka kehidupan para bruder dalam Kongregasi FIC, termasuk kerasulan yang dilakukan, bisa dihayati sebagai dinamika hidup dalam keilahian. Maka benarlah bila hidup para religius itu adalah hidup menuju kekudusan. Proses menjadi menusia yang sesungguhnya dan sebenarnya yang diungkapkan Konstitusi FIC artikel 1 – Menjadi Manusia – juga bisa dihayati sebagai proses untuk semakin menjadi manusia kudus.

Pada pemahaman itu, kesediaan Br. Robertus Kuncoro untuk menerima perutusan menjadi misionaris ke Provinsi Malawi bisa dihayati sebagai bagian penziarahan hidupnya, baik penziarahan sebagai manusia maupun penziarahannya menuju kekudusan hidup sebagai religius. Sebagai penziarahan menuju kekudusan hidup aspek Allah tentu terasa kental. Sebab hidup dalam kekudusan itu adalah anugerah. Sebagai anugerah dari pihak manusia perlu terus mengusahakan dan memohon. Namun pengalaman hidup dalam kekudusan melulu karunia dan kemurahan hati Allah.

Dinamika seperti itu agaknya tampak pada proses yang dialami Br. Kuncoro hingga ia mendapat perutusan dari Pemimpin Provinsi Indonesia untuk menjalankan misi di Provinsi Malawi.

Br. Kuncoro bertutur, pada tahun 2022, saat itu mengikuti kursus di Rumah Retret Roncalli, ia ditemui oleh Br. Thomas Edison yang sedang liburan di Indonesia. Br. Thomas mengajak Br. Kuncoro untuk berkarya di Malawi. Waktu itu Br. Kuncoro hanya mengiyakan. Hanya basa-basi.

Tetap agaknya ajakan Br. Thomas kepada Br. Kuncoro itu seperti hembusan bermagnet di relung jiwa Br. Kuncoro. Daya magnet itu kian kuat ketika Br. F.A. Dwiyatno sebagai Pemimpin Provinsi Indonesia menyadari perlunya mendukung para bruder di Provinsi Malawi untuk kegiatan formation. Maka pada pada tahun 2023 setelah menerima permohonan resmi dari Pemimpin Provinsi Malawi agar mengirim seorang bruder Indonesia untuk memperkuat karya formation di Malawi, Br. F.A. Dwiyatno secara resmi meminta Br. Kuncoro untuk mempersiapkan diri menjalani perutusan di Provinsi Malawi.

Saat menerima perutusan melakukan karya misi di Malawi, barulah Br. Kuncoro menyadari bahwa ajakan Br. Thomas Edison setahun sebelumnya seperti panggilan keilahian yang menggaung di ruang- ruang jiwanya. Sebagai panggilan ilahi ia bak magnet yang kuat dan semakin kuat, hingga Br. Kuncoro tak kuasa menolaknya.

Dan ketika Br. Kuncoro menyatakan kesiapsediaannya menerima perutusan melakukan karya misi di Malawi, meski ia masih diliputi aneka pertanyaan dan keraguan, saat itulah barangkali ia mengalami kelahiran baru dalam air dan Roh seperti yang diungkapkan Yesus kepada Nikodemus. Sebagai penanda kelahiran baru dalam air dan Roh, dalam ibadat pengutusan itu Br. Kuncoro berusaha mempersembahkan perutusannya kepada Bunda Maria. Dengan menyalakan lilin di hadapan patung Bunda Maria, bersama-sama para bruder yang hadir, Br. Kuncoro memohon restu Bunda Maria dengan berdoa Salam Maria sebanyak tiga kali. Selain itu Br. F.A. Dwiyatno selaku Pemimpin Provinsi juga memberi sebuah salib kepada Br. Kuncoro. Diharapkan Br. Kuncoro bisa menjalani perutusan di Malawi sebagai penziarahan hidup bersama Yesus Kristus, hingga memeroleh anugerah hidup dalam kekudusan.

Selamat menjalankan tugas misi di Malawi Br. Kuncoro.