|
05.12.2019 16:38:22 4688x read. INDONESIA Berita Provinsi Indonesia (news from Indonesia province) December 2019. Salam kasih persaudaraan, Minggu, 1 Desember 2019 Gereja Katolik memulai masa Adven. Inilah masa ketika umat katolik merayakan peristiwa Allah yang terlibat dalam kehidupan manusia secara nyata. Masa Adven adalah saat umat mengenang inkarnasi Allah. Pada inkarnasi itu Yang ilahi masuk terlibat dalam dimensi manusiawi. Inkarnasi adalah saat Yang ilahi hadir dalam kehidupan manusia keseharian. Kehadiran Yang ilahi dalam keseharian manusia semata-mata adalah bentuk empati Allah pada nasib manusia. Kostitusi FIC art. 3 tentang Allah: Manusia bersama Kita mengatakan, “Kita ini terbatas. Oleh karena itu, jika Allah tidak mewahyukan diri-Nya, la tetap tak dapat kita bayangkan.” Itulah filosofi inkarnasi sebagai sikap empati Allah bagi manusia yang dituturkan Konstitusi kita. Inkarnasi Allah itu nyata dalam diri Yesus dari Nazaret. Selanjutnya Konstitusi art. 3 mengungkapkan, “Kita percaya bahwa la telah mewahyukan diri-Nya. Dalam Yesus dari Nazaret, kita melihat citra Allah yang hidup. Dalam Yesus dari Nazaret, Allah adalah manusia bersama kita.” Pada diri Yesus dari Nazaret itulah terjadi perjumpaan Yang ilahi dengan yang manusiawi. Pada diri Yesus dari Nazaret itu Allah yang “Maha” hadir dalam dimensi kemanusiaan. Konstitusi art. 2 – Dalam Allah mengungkapkan, “Kita percaya bahwa seluruh hidup kita ditopang oleh Allah yang berpribadi, Allah yang merangkul kita dan semua orang serta segala yang ada, Allah yang adalah kasih.” Ini semacam proses ketika Allah menyederhanakan hakikat-Nya agar bisa dikenali oleh manusia yang rapuh serta memiliki kemampuan terbatas. Kultur Jawa mengungkapkan Allah yang “Maha” itu sebagai yang tan kinaya ngapa, Tan kena kinira. Manusia, bila hanya mengandalkan kemampuannya, tak pernah bisa berjumpa dengan Yang ilahi. Itulah juga mengapa inkarnasi yang dirayakan pada masa Adven dialami sebagai masa untuk membatinkan Allah yang berempati dan mencurahkan kasih pada manusia yang rapuh. Dengan inkarnasi Allah tidak hanya dapat disadari kehadirannya, tetapi manusia juga dimungkinkan bersatu dengan Allah. Dengan melakukan inkarnasi maka Allah yang maha agung itu dapat merengkuh manusia, dan manusia mengalami rengkuhan keilahian itu dalam dimensi kemanusiaannya. Filosofi inkarnasi ini dapat kita temukan dalam Konstitusi kita pada artikel 2 dan 3. Filosofi inkarnasi menyiratkan dinamika penyederhanaan hakikat agar bisa disadari dan dialami oleh pribadi lain yang berkemampuan sederhana serta terbatas. Kalau demikian, apakah sesungguhnya ada dinamika kehidupan kita sebagai Bruder FIC yang menyiratkan filosofi inkarnasi? Barangkali filosofi inkarnasi ini mewujud dalam kerasulan kita pada dunia pendidikan dan pembinaan kaum muda. Dalam pendidikan, seorang guru berusaha menjadi sahabat para murid agar bisa memahami hal-hal yang rumit sampai akhirnya menjadi pengetahuannya. Dalam pendidikan, para guru berusaha memberdayakan para murid. Dengan proses pembelajaran yang dirancang para guru, ilmu pengetahuan yang acapkali begitu abstrak dan rumit bagi para murid dikelola sedemikian rupa dan sesederhana mungkin hingga bisa dipahami oleh para murid. Para bruder FIC dikenal sebagai para bruder guru/bruder pendidik. Rasanya tidak berlebihan bila sumbangan kita bagi kehidupan ini adalah meng”inkarnasi”kan ilmu pengetahuan dan hikmat kehidupan sehingga anak didik kita menjadi semakin berdaya. Dalam Bahasa Konstitusi FIC manusia yang menjadi semakin berdaya adalah manusia yang berproses untuk semakin menjadi manusia yang sesungguhnya dan sebenarnya. Inilah yang ditegaskan dalam Konstitusi FIC art. 1 – Menjadi Manusia. Maka tidaklah mengherankan bila sesungguhnya kehadiran FIC dalam kehidupan ini demikian luarbiasa. Kehadiran FIC dalam atmosfer inkarnatif. Kehadiran FIC menransformasi orang lain. Kehadiran FIC memuliakan kehidupan. Keistimewaan kehadiran FIC dalam tata kehidupan ini semakin tegas dirasakan pada Konstitusi art. 4 – Berkembang ke Arah Yesus: “Yesus mewahyukan kepada kita citra manusia yang memenuhi kehendak Allah secara sempurna. Oleh karena itu, menjadi manusia yang baik, menjadi manusia yang lebih baik, berarti berkembang ke arah Yesus, semakin menyerupai Yesus; menimba kehidupan dari hidup-Nya; menjadikan Kabar Gembira Kerajaan Allah pesan bagi kita sendiri. Kita mewujudkan hal ini dalam keterbatasan dan kelemahan kita, tetapi juga dalam kekuatan rahmat Allah yang mengangkat kita melampaui diri kita.” Keistimewaan kehadiran FIC bukan semata-mata karena kepiawaian para Bruder FIC. Konstitusi art. 4. menegaskan kehadirannya menjadi istimewa karena hal itu diwujudkan dalam keterbatasan dan kelemahan manusiawi para Bruder FIC, tetapi juga dalam kekuatan rahmat Allah yang mengangkat para Bruder FIC melampaui kemampuan manusiawinya. Kehadiran dan karya FIC menjadi istimewa dan luarbiasa karena sesungguhnya Yang ilahi sendirilah yang hadir dalam kerapuhan, keterbatasan, dan kelemahan manusiawi para Bruder FIC. Maka marilah kita rayakan masa Adven ini secara khas sebagai FIC. Dan nanti pada perayaan Natal, marilah kita rayakan Natal dengan penuh syukur sebagai FIC karena kita diberi anugerah untuk terlibat dalam proses inkarnatif pada kehidupan kita sehari-hari. Para Bruder dan Frater, berikut ini kami sampaikan beberapa informasi tentang kehidupan para Bruder dan Frater di Provinsi Indonesia sampai pada awal Desember 2019 ini:
Pagi itu, pk. 03.36, Br. F.A. Dwiyatno mengirim pesan lewat Whatsapp. Itulah pesan tentang berpulangnya Br. Cajetanus Wijarsaatmadja menghadap Bapa di surga. “Setelah sekian lama menantikan saat yang tepat. Akhirnya Tuhan memberikan yang terbaik kepada saudara kita Br. Cajetanus Wijarsaatmadja untuk menikmati kebahagiaan surgawi” tulis Br. Dwi pagi itu. Hari itu adalah hari perayaan lahirnya Kongregasi FIC. Maka benarlah apa yang ditulis Br. Dwi selanjutnya, “Dalam kenangan sukacita akan kelahiran kongregasi. Br Cajet dianugerahi kelahiran baru dalam keabadian.” Pergulatan jiwa Br. Cajetanus sudah dimulai sejak pk. 22.00. Maka mulai pk. 22.00 Br. Dwi yang baru kembali dari Ketapang pada petang itu (20 November 2019) terus menemani Br. Cajetanus dalam pergulatan jiwanya. Setelah pk. 01.00 (21 November) Br. Dwi sudah tidak bisa bertahan lagi untuk berjaga. Maka Br. Yohanes Sugiyono diminta untuk berganti berjaga. Sementara itu Br. Dwi berusaha beristirahat di luar kamar Br. Cajetanus. Baru kurang lebih setengah jam menunggui, Br. Yohanes Sugiyono menyaksikan berpulangnya Br. Cajetanus menghadap Bapa di surga. Kita bersyukur karena Br. Cajetanus sungguh mendapat pendampingan yang paling dibutuhkan, yaitu dengan doa-doa, saat jiwanya harus meninggalkan tubuhnya. Dan pendampingan dengan doa-doa itu didapatkan dari sesama brudernya. Cara Br. Cajetanus menghadap Bapa juga dialami sejumlah bruder lain. Mereka sangat beruntung karena selama proses melepaskan jiwanya dari tubuh untuk menghadap Bapa di surga dibekali dengan doa-doa. Dan doa-doa itu dilantunkan oleh sesama brudernya. Inilah hikmat kematian dalam kebruderan kita. Itulah mengapa kita perlu membangun persaudaraan yang sejati dengan sesama bruder/frater; karena kita tidak pernah tahu siapa yang akan menemani kita saat hendak melepaskan jiwa dari tubuh kita. Bukan kemustahilan bila bruder/frater yang selama hidup tidak kita perhitungkan yang justru menemani kita di akhir kehidupan kita. Doa-doa bagi almarhum Br. Cajetanus diselenggarakan di kapel Don Bosko Semarang. Kamis, 21 November 2019 pk. 18.00 dilakukan ibadat arwah dan doa Rosario. Lalu dilanjutkan tuguran di kapel Don Bosko oleh para bruder, frater postulan, dan keluarga Br. Cajetanus. Jumat, 22 November 2010, pk. 08.00 jenazah diberangkatkan dari kapel Don Bosko menuju kapel Bruderan Ambarawa. Misa requiem dimulai pada pk. 10.00 di kapel Ambarawa dan dilanjutkan dengan pemakaman. Kita bersyukur seluruh rangkaian upacara pemberbakatan jenazah dan pemakaman berjalan lancar. Kita juga bersyukur banyak orang hadir untuk mengungkapkan rasa berbelakasih bagi almarhum Br. Cajetanus. Ungkapan berbelakasih bagi almarhum Br. Cajetanus terasa istimewa dengan hadirnya Bapak Kardinal Julius Darmaatmadja dan Bapak Uskup emeritus Julianus Sunarko. Selamat jalan Br. Cajetanus.
Pertemuan Dewan Provinsi dan Dewan Lokal diselenggarakan pada hari Sabtu-Minggu, 23-24 November 2019 di Rumah Retret St. Fransiskus Muntilan. Hampir semua Dewan Lokal dari komunitas-komunitas di Provinsi Indonesia ini menghadiri pertemuan ini. Dalam pertemuan ini para bruder Dewan Lokal mendapat sharing materi pertemuan Workshop Kepemimpinan yang diadakan oleh Dewan Umum untuk para anggota Dewan Provinsi di Maastricht Belanda pada bulan Oktober yang lalu. Materi Ketaatan dan Kepemimpinan yang Melayani disampaikan oleh Br. Anton Karyadi dan Br. Sidharta pada Sabtu malam. Pada Minggu pagi Br. Martin Hans Gendut mengajak para bruder Dewan Lokal untuk kembali menyadari tugas-tugas sebagai Dewan Lokal. Br. Hans Gendut juga mengajak para bruder untuk aktif terlibat dalam aneka kegiatan perayaan 100 tahun kehadiran FIC di Indonesia. Setelah istirahat dan minum, para bruder Dewan Lokal diajak untuk berbagi informasi terkait pengajuan budget khusus untuk tahun 2020. Acara ini dipandu oleh Br. Yohanes Triwuryanto sebagai Ekonom Provinsi. Dari acara ini diharapkan para bruder bisa memahami kebutuhan komunitas lain, tetapi juga memahami kemampuan keuangan Provinsi Indonesia dalam memenuhi kebutuhan pengelolaan hidup berkongregasi di Provinsi Indonesia. Di akhir pertemuan Br. F.A. Dwiyatno selaku Pemimpin Provinsi menyampaikan kata penutup dan peneguhan atas pertemuan ini. Bruder Dwi mengharap agar para bruder di komunitas sungguh-sungguh mengelola kehidupan berkomunitas dengan terprogram dan terencana serta merumuskan bentuk konkrit keterlibatan komunitas bagi yang miskin dan membutuhkan dalam konteks lingkungan komunitas.
Menindaklanjuti apa yang telah disampaikan pada Berita Provinsi bulan November, kita telah mengadakan studi bersama Br. Petrus Suparyanto selama dua kali sampai awal bulan Desember 2019 ini. Studi bersama sebagai perayaan syukur atas selesainya studi Doktoral Br. Petrus dilaksanakan pada tanggal 17 November di Yogyakarta dan 1 Desember di Semarang. Para bruder yang menghadiri kegiatan ini menunjukkan antusiasme untuk mengetahui banyak hal terkait dengan obyek penelitian Br. Petrus Suparyanto ini. Sharing perjalanan studi Br. Petrus juga memberi banyak inspirasi bagi para bruder, khususnya yang masih menjalani tugas studinya. Pemaparan tema disertasi Br. Petrus yang berjudul: BHIMA’S MYSTICAL QUEST As a Model of Javanese Spiritual Growth memberi banyak inspirasi. Para bruder seperti diajak untuk kembali menyadari pola hidup spiritual yang telah dan masih dijalani sampai hari ini. Bruder Petrus juga menunjukkan sejumlah aspek hidup spiritual yang bisa dieksplorasi sehingga peziarahan rohani kita sebagai bruder bisa menjadi lebih kaya dan bermakna. Semoga kegiatan studi bersama ini semakin membuat kita tergerak untuk merawat keutamaan menjadi pembelajar seumur hidup. Hal ini sangat diperlukan karena kita adalah Bruder Pendidik dan Pendamping Kaum Muda. Semoga kita juga semakin antusias untuk membaca, karena inilah cara kita memberdayakan diri sebagai bruder pendidik.
Pada akhir bulan November 2019 ini para Frater Novis Lanjutan telah menyelesaikan Stage Pertama mereka. Tanggal 1 Desember malam Fr. Thomas Aquinas Prastianto, Fr. Hieronymus Wisnumurti Rahadyan, dan Fr. Adrianus Heru Puhun telah kembali dari Ketapang dengan kapal dan mendarat di Semarang pada Minggu malam pk. 20.30. Frater Arcancio Amaral saat ini masih di Dilli Timor Leste untuk menunggu selesainya proses mendapatkan ijin tinggal di Indonesia. Pada bulan Desember ini keempat frater novis lanjutan membuat refleksi atas pengalaman stage pertama mereka. Dalam refleksi itu mereka berusaha menemukan pengalaman-pengalaman memraktikan konsep-konsep hidup religius di tempat stage. Bruder Pemimpin Novisiat dan bruder pendamping lain akan membantu para frater dalam proses refleksi ini. Refleksi pengalaman stage ini akan sangat penting untuk merumuskan program stage kedua. Semoga dengan rangkaian latihan memraktikkan penghayatan hidup religus di stage pertama dan kedua ini semakin menolong para frater untuk tumbuh dan berkembang sebagai calon bruder, hingga akhirnya siap untuk mengucapkan prasetia pertamanya pada bulan Juli 2020.
Ketika akan mulai menjalani masa studi lanjutnya di Roma, Br. Wensislaus Parut merencanakan untuk tinggal di Komunitas Generalat Para Bruder Karitas. Komunitas Generalat Para Bruder Karitas beralamatkan di via Giambatista Pagano, 35, Roma. Ternyata komunitas ini letaknya sangat jauh dengan Universitas tempat studi Br. Wensislaus. Maka untuk kepentingan studi yang lebih baik, setelah berkonsultasi dengan Br. F.A. Dwiyatno akhirnya Br. Wensislaus memutuskan untuk pindah tempat tinggal. Pada hari Jumat, 1 November 2019 pukul 09.00 pagi, Br. Wensislaus pamit dari Komunitas Generalat Para Bruder Karitas. Selanjutnya ia mulai tinggal di komunitas yang baru di SEMINARIUM MISSIONUM AL TERESIANUM. Alamat tempat tinggal baru Br. Wensislaus adalah: (Indirizzo) PIAZZA SAN PANCRAZIO 5/A 00152 ROMA (ITALIA). Komunitas Seminarium Missionum Al Teresianum merupakan komunitas Ordo Carmelitano Scalzo (OCD). Saat ini jumlah anggota di komunitas ini sebanyak 30 orang yang terdiri dari para imam OCD dan imam-imam Diosesan dari berbagai negara termasuk Indonesia. Rumah tinggal baru ini dekat dengan tempat studi Br. Wensislaus di Fakultas Teologi Marianum. Hanya butuh 8 – 10 menit jalan kaki untuk sampai di Fakultas Teologi Marianum. Pada saat musim panas (L’estate) yaitu dari bulan Juli - 25 September adalah masa libur perkuliahan. Ada beberapa program yang diwacanakan Br. Wensislaus, yaitu:
Semoga proses studi Br. Wensislaus berjalan lancar.
Dari Chile Br. Eustachius Eko Wijayanto mengabarkan bahwa pada hari Rabu, 4 Desember 2019 ia bersama Br. Yohanes Krismanto akan meninggalkan Santiago de Chile pada pukul 12:45 waktu setempat. Dijadwalkan Br. Eko dan Br. Krismanto akan tiba di Jakarta pada hari Jumat, 6 Desember 2019 pukul 18:10 WIB dengan pesawat KLM - KL 809. Dari bandara Soekarno-Hatta Br. Eko dan Br. Krismanto akan langsung ke Bruderan Haji Nawi untuk tinggal beberapa hari sebelum melanjutkan perjalanan ke keluarga masing-masing untuk mengisi masa liburan mereka di Indonesia. Selain menjalani masa liburan dengan keluarga, Br. Eko dan Br. Yohanes Krismanto juga akan mengikuti beberapa kegiatan bersama para bruder di Provinsi Indonesia. Bruder Eko dan Br. Krismanto, selamat datang dan selamat menjalani masa liburan. Semoga para Bruder mendapat kesegaran dan kebermaknaan selama menjalani masa liburan di Provinsi Indonesia ini.
Pada tanggal 16 November 2019 Yayasan Dana Pensiun (YADAPEN) mengadakan kegiatan bakti kemasyarakatan dengan mengangkat tema “Berbagi Berkat bersama Alam”. Salah satu kegiatannya adalah menyelenggarakan pelatihan menyambung dan menempel pohon. Pelatihan ini terbuka untuk siapa saja. Sejumlah bruder telah ditawari untuk mengikuti kegiatan ini. Para bruder yang akhirnya mengikuti kegiatan ini adalah Br. Petrus Suparyanto, Br Yoezep Margiyanto, Br. Agus Parno, dan Br. Romanus Paryanto. Kegiatan ini diawali dengan meditasi Manusia – Bumi. Kegiatan selanjutnya adalah penyadaran hidup yang ekologis dengan bersahabat bersama alam. Sebagai upaya untuk meningkatkan pengelolaan alam, para peserta diajak untuk belajar menyambung dan menempel tanaman. Pada kesempatan itu para peserta diajak untuk belajar mengelola lahan sempit dengan efektif, membuat kompos, membuat pestisida organik, budidaya tanaman yang selaras dengan ekologi, serta melakukan eco creativity. Acara yang tidak kalah menarik adalah memetik buah dan bersama-sama menikmatinya. Semoga kegiatan ini banyak menginspirasi para bruder untuk mengelola lahan-lahan yang kita miliki dengan kreatif dan produktif, dengan tetap mengindahkan kelestarian lingkungan hidup.
Pada tahun 2019 ini kita akan menyelenggarakan Reuni pada hari Sabtu – Minggu, tanggal 28 – 29 Desember 2019. Reuni akan diselenggarakan di Semarang. Dewan Provinsi telah menunjuk Br. Damasus Agung Marwilistyo dan Br. Romanus Paryanto untuk membentuk panitia Reuni FIC 2019. Pantia Reuni telah melakukan beberapa kali rapat koordinasi. Reuni tahun ini mengangkat tema: “Membangun Persekutuan Seturut Semangat Awal Misi FIC di Indonesia”. Pada reuni ini kita akan melakukan berbagai kegiatan keakraban dalam olahraga dan rekreasi bersama. Kita juga akan mengungkapkan rasa syukur atas rahmat kesetiaan hidup bakti para bruder untuk 12.5, 25, dan 60 tahun sebagai Bruder FIC. Marilah kita semarakkan Reuni ini dengan hadir dan terlibat. Semoga keakraban dan persaudaraan kita semakin tumbuh dan berkembang.
Upacara pemakaman dilakukan pada hari Sabtu, 9 November 2019 di Boro. Pemakaman dilakukan pada hari itu karena menunggu kehadiran putra-putri alm. Bp. Hubertus Budi Sarono. Semoga Bp. Hubertus Budi Sarono mengalami kemuliaan surgawi. 2. Pada hari yang sama, hari Jumat 8 November 2019, kakak Br. Heribertus Irianto yang menjalani perawatan kesehatan di Semarang juga menghadap Bapa di surga. Nama kakak Br. Heri tersebut adalah Bp. Heribertus Tirto Hardono. Almarhum meninggal pada pk. 12.05 di usia 63 tahun. Setelah mendapat perawatan jenazah, alm. Bp. Heribertus Tirto Hardono dibawa ke desa tempat beliau tinggal, yaitu di Kamal – Nanggulan. Jenazah sampai di Kamal pada pk. 20.00. Pemakaman dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 November 2019. Semoga Allah memberi anugerah kebahagiaan surgawi kepada Bp. Heribertus Tirto Hardono.
Salam dan doa, atas nama Dewan Provinsi
BruderF.A. Dwiyatno, FIC Pemimpin Provinsi |