30.10.2014 16:01:52 982x read.
ARTICLES
Hidup Sehat merupakan anugerah. (Br. Ignatius Dalimin, 40 tahun sebagai FIC)
Hidup sehat merupakan anugerah.
Judul di atas merupakan ungkapan terdalam dari Br. Ignatius Dalimin untuk mensyukuri panggilan Tuhan yang beliau setiai selama 40 tahun. Br. Ignatius mengutamakan kehidupan panggilanya dengan keteraturan dan ketertiban, kesederhanaan, keseimbangan dalam hidup doa dan karya, serta pertimbangan antara kebersamaan dan kerjakeras dalam kerasulan. Perjuangan dalam hal ini disyukuri sebagai anugerah Tuhan yang memanggilnya dalam Kongregasi FIC. Bagi Br. Ignatius Tuhan menerima dirinya sungguh apa adanya. Perjuangan hidup nyata sebagai bruder dalam berdoa, berkarya, mencintai sesama dan membantu sesama dihayati sebagai perintah Tuhan yang terlihat di dalam komunitas. Penyerahan total kepada Tuhan merupakan landasan Br. Ignatius dalam menghayati hidup sebagai FIC selama 40 tahun. Sebagai FIC, perjuangan dirinya terwujudkan dalam komunitas, sehingga anugerah Tuhan bagi Br. Ignatius yang luar biasa dirasakan dalam kesehatan diri, ketaatan, kegembiraan, dan semangat hidup. Anugerah-anugerah itulah yang mengembangkan hidupnya, sehingga kesetiaan pada Tuhan tetap dipilihnya.
Zaman yang lebih cepat berkembang ini menjadi tantangan nyata untuk tetap eksis sebagai Bruder FIC. Namun cita-cita konstitusi menjadi rel dalam perwujudan hidup FIC secara terus-menerus. Perkembangan teknologi modern, mencari yang mudah, malas dan kurang inisiatif, juga tantangan nyata dalam hidup berkomunitas dan dalam berkarya. Semua itu diyakini sebagai jalan pemurnian panggilan seorang FIC sejati yang penuh persaudaraan.
Tuhan bagi Br. Ignatius sebagai penyelenggara hidup dan kehadiran-Nya merupakan campur tangan dalam proses penghayatan hidup pangilannya. “Saya menyadari bahwa saya bisa berbuat sesuatu, itu karena Tuhan ada di dalam diri saya. Saya berusaha setia selama 40 tahun karena Tuhan lebih dahulu setia kepada saya”. Hal-hal yang membahagiakan di dalam hidupnya adalah: anugerah hidup yang sehat, dukungan dari keluarga, kongregasi menerima dan menjamin hidup, diterima dalam persaudaraan dan dipercaya dalam tugas kerasulan. “Yang paling membahagiakan saya pada saat ini adalah dianugerahi hidup yang sehat. Allah yang saya imani memelihara hidup panggilan saya sebagai FIC, sehingga saya patut bersyukur atas semua karya tangan-Nya yang melimpah kepada saya. Terimakasih kepada para bruder yang mendukung dan selalu menjadi teman dalam perjalanan hidup ini. Semoga Allah memberikan kebijaksanaan dalam hidup saya selanjutnya. Sehingga saya mampu mengungkapkan syukur sebagai abdi yang berserah diri secara penuh.”
Albertus Hariyadi