Salam kasih persaudaraan,

Kita baru saja merayakan dengan penuh syukur 95 tahun Kongregasi FIC hadir di Indonesia. Di beberapa komunitas, perayaan dilaksanakan dengan penuh kesederhanaan. Hal ini sesuai dengan semangat awal lima bruder perintis provinsi, yang memulai hidup berkomunitas dan berkerasulan di Yogyakarta. Br. Joachim dalam buku Donum Desursum melukiskan, “Sore hari (tanggal 20 September 1920) stasiun Yogyakarta melihat kelompok yang berpakaian hitam, karena baik para Yesuit maupun para bruder masih berjubah hitam; yang putih baru akan dipakai dalam tahun-tahun 30-an. Superior misi, pastor Hoeberechts menunggu mereka di stasiun; setiba di pastoran Kampementsraat mereka bertemu a.l. dengan pastor van Driessche. Sederhana sekali upacara penerimaan: tidak ada panitia, tidak ada sambutan, tidak ada anak-anak yang bersorak; maka disini juga ada kekecewaan sedikit. Mereka bercakap-cakap dengan para pastor selama setangah jam, kemudian diantar ke rumah yang sudah dibeli dan disediakan untuk mereka. Kira- kira 20 meter dari pastoran mereka masuk lorong sempit dan pada ujung selatan mereka melihat kediaman mereka yang pertama di Hindia Belanda. Sudah cukup usang: bekas kantor pabrik besi. Ada beberapa pot bunga dimuka rumah itu: itulah kebun bruderan. Perabot rumah tangga hanya bersifat sementara, maka sederhana sekali.”