GENERAL COUNCIL F.I.C. - Prins Bisschopsingel 22, 6211 JX Maastricht, The Netherlands  Phone: *31 (0) 43 3508373
Friday, April 19 2024  - 1 User Online  
HOMEGUESTBOOKCONTACT USFORUM 



05.06.2017 15:37:15 7095x read.
INDONESIA
Lika-liku Hidupku/The Twists of My Life (by Bro. Stephanus Ngadenan, FIC)

Lika-Liku Hidupku.

(Br. Stephanus Ngadenan, Kepala Sekolah SMA St. Yosef Surakarta, Jawa Tengah).

 Keluarga

Nama saya Stefanus Ngadenan. Saya dilahirkan di Kulonprogo, Yogyakarta pada tanggal 1 Maret 1970 dari ayah bernama Ngadiyo dan Ibu Maria Goretti Ngadinem. Pekerjaan orang tua adalah petani/buruh. Saya dalam keluarga anak tunggal. Sejak umur 14 bulan orang tua saya bercerai. Saya diasuh ayah kandung saya. Pribadi ayah adalah keras, wibawa, dan bertanggung jawab. Ibu kembali ke orang tuanya, namun tetap mengasihi dan memberikan perhatian kepada saya sejak ibu bercerai sampai saya mencari ibu kandung saya sendiri. Ibu seorang pekerja keras (buruh), mandiri, hidup sendiri bersama ibunya (nenek), dan tabah. Sejak lahir sampai kelas V SD, saya ikut ayah saya, namun setiap liburan sekolah saya tinggal di rumah ibu kandung. Sehabis liburan sekolah, saya diantar kembali ke rumah ayah saya. Mau naik kelas VI saya nekat ikut ibu kandung saya dan perjuangan itu sudah saya mulai sejak kelas IV, jika saya kangen dengan ibu, sepulang sekolah saya tidak pulang ke rumah ayah namun ke rumah ibu saya dengan berjalan kaki dan naik perahu menuju Sleman.

Ayah saya dipanggil Tuhan bulan Agustus tahun 1987, saat saya duduk di kelas 2 SPG Pangudi Luhur Sedayu. Ibu sekarang hidup sendiri dalam usia 68 tahun dan saat ini dalam kondisi pemulihan kesehatan paska operasi lutut.

Saya mensyukuri apapun dan siapapun orang tua yang telah melahirkan diri saya. Ada saat waktu itu, saya menolak keadaan orang tua saya, berontak dalam diri saya, namun buat apa saya kecewa, berontak, menolak/tidak menerima; ini merupakan bagian dari sejarah hidup saya.

Pendidikan saya

Saya mengalami dua lembaga pendidikan dasar yakni kelas I – V di SD Negeri Giripurwo 1 Kulonprogo dan SD Kanisius Ngapak 2 di Sleman. SMP saya tempuh di SMP Kanisius Klepu – dekat Gereja St. Petrus dan Paulus Klepu. Pendidikan menengah atas saya tempuh di SPG Pangudi Luhur Sedayu – Bantul. Saya pernah mau mendaftar di SPG Pangudi Luhur Van Lith dan SPG Pangudi Luhur Yogyakarta, namun keduanya tidak diperbolehkan oleh ibu dikarenakan jauh, berasrama, dan ibu tidak mampu membiayai. Guna membantu biaya sekolah di waktu SMP saya memelihara kambing dan kelinci dengan maksud setiap saat dapat dijual untuk bayar uang sekolah dan memenuhi kebutuhan sekolah. Selama di SPG Pangudi Luhur Sedayu, sepulang sekolah dan istirahat sejenak, saya pergi ke sawah milik orang lain untuk membantu menyiangi rumput dan mencangkul. Saya mendapatkan upah dari kerja tersebut. Selama saya sekolah mendapatkan uang jajan pada saat pelajaran olahraga dan di luar itu saya tidak mendapatkan uang jajan. Beli peralatan sekolah dan seragam saya penuhi sendiri dari kerja setiap sore. Ibu hanya membiayai uang sekolah setiap bulannya. Jika ditanya kapan mau bayar uang sekolah, saya menjawab kapan ibu memiliki uangnya.

Pendidikan perguruan tinggi saya tempuh setelah saya menjadi bruder FIC yakni di IKIP PGRI Semarang jurusan pendidikan Biologi.

 

Riwayat panggilan

 

  1. Panggilan menjadi Katolik

Sejak lahir di surat kenal lahir, agama saya tertulis Islam. Sejak ikut ibu saya masih sering ke masjid untuk doa, namun setiap malam minggu saya diajak teman sebaya sebelah rumah untuk ikut pelajaran iman anak. Dari sinilah awal ketertarikan saya dengan Agama Katolik.

 

  1. Panggilan hidup membiara/rohaniwan

Benih – benih panggilan saya rasakan saat mengikuti tahbisan imam di stadion Kridosono, Yogyakarta karena famili ada yang ikut tertahbis. Saat kemauan ini saya sampaikan ke ibu, ibu mengatakan sekarang sekolah dahulu (tidak ada kata melarang dan menolak). Berjalannya waktu benih – benih itu masih ada walau mengalami masa pacaran. Pada saat kelas III SPG Pangudi Luhu Sedayu ada acara rekoleksi dan tes masuk menjadi imam Carmel Malang. Saya mengikuti seleksi dan diterima. Surat undangan dari Biara Carmel Malang saya terima dan saya sampaikan ke ibu. Ibu membaca, namun bukan jawaban iya atau tidak boleh, namun berlinangan air mata dan tidak ada jawaban yang pasti. Lain waktu ibu mengatakan kamu sekolah yang membiayai nenekmu, maka kamu kewajiban mengembalikan uang tersebut. Secara halus tidak mengijinkan saya menjadi imam karena saya anak tunggal, tulang punggung keluarga ke depan dan penerus keturunan dalam keluarga. Akhirnya saya mengikuti saran ibu supaya aku bekerja. Saya bekerja di Jakarta, masa anak muda saya alami kembali. Pada tahun 1993 ada undangan rekoleksi menjadi Bruder FIC, benih – benih panggilan muncul lagi, bersemangat kembali, dan akhirnya saya mengikuti rekoleksi panggilan di Bruderan FIC Jl. Haji Nawi No. 21 Jakarta. Saya lolos seleksi dan diterima menjadi postulan di Muntilan. Saya keluar dari pekerjaan yang saat itu gaji dan fasilitas perusahaan sangat fantastis. Salah satu syarat masuk Kongregasi adalah surat ijin orang tua, ini tidak mungkin saya dapatkan, maka saya membuat sendiri dan ditandatangani teman seangkatan di Postulat. Proses pembinaan berjalan dan saya lalui dengan banyak tantangan dari awal pendidikan, tugas kerasulan pertama kali, hidup komunitas, yang akhirnya saat memutuskan kaul kekal harus seijin orang tua. Kallimat ibu saya yang sampai sekarang menjadi pegangan : Nak, jika itu sudah pilihan hidupmu, jalanilah dan jangan pernah menoleh ke belakang apapun yang terjadi dengan pilihanmu. Kalimat yang diberikan dengan tetesan air mata dan berat hati. Jika saya mengenang dan teringat kalimat tersebut, saya haru dan menangis. Kalimat ini menjadi peneguh dan penguat di kala mengalami desolasi.

 

Nilai – nilai pendiri 

1. Ketabahan

Jika saya melihat riwayat hidup saya, proses menanggapi panggilan Tuhan, dan proses pembinaan sangat banyak tantangan dan hambatan, namun saya masih dimampukan untuk menjalaninya dengan jatuh bangun. Ketabahan sudah saya peroleh sejak kecil sampai dewasa, penghinaan dan cacian sudah saya terima selama hidup ini.

2.Kepasrahan

Dari ketabahan akhirnya muncul kepasrahan diri kepada Tuhan yang pemanggil. Terasa sejuk di kala saya mengalami kepenatan dan kegusaran hidup, apa yang saya rasakan aku pasrahkan kepada Tuhan dan saya siap  menerima apapun yang terjadi di kemudian hari.

3. Keseimbangan

Ketabahan dan kepasrahan dapat muncul karena ada keseimbangan dalam kerohanian. Apa yang saya alami dan rasakan saya bawa dalam doa. Dalam mengambil keputusan kaul kekal pun, doa sangat membantu dengan situasi saya sebagai anak tunggal yang diharapkan menjadi tulang punggung dan penerus garis keturunan, ibu yang belum 100% memberikan ijin. Keseimbangan karya dan doa sangat diperlukan dan menjadi pegangan dalam merasul.

Kerasulan berharga

Sejak profesi pertama sampai sekarang, saya mendapatkan perutusan dari Kongregasi tidak hanya tunggal dan dipastikan tugas double. Semuanya saya syukuri dan saya dimampukan untuk menjalankannya.

Karya kerasulan yang sungguh mengesan selama ini adalah saat bertugas di SMP Pangudi Luhur Giriwoyo dan Paroki Danan. Kemampuan saya mendapatkan wadah dan ruang yaknni membentuk Paduan Suara Anak dan Remaja Gereja St. Antonius Danan. Saat itu Rm. Alb. Mardi Santoso, SJ memberikan tantangan ke saya, Bruder saya minta bentuk Paduan Suara anak-anak Danan yang nantinya anak-anak harus terlibat langsung hidup menggereja. Tantangan saya tanggapi bersama Frater Erdian, dan tugas pertama misa novena Sendang Ratu Kenya Danan. Paduan suara anak-anak Danan mendapatkan pujian dan dikontrak pihak Gereja Paroki Ngagel Surabaya untuk mengiringi misa sebanyak 5 kali dari 7 kali misa. Dana yang diperoleh untuk kegiatan penyediaan air bersih di wilayah Wonogiri bagian selatan. Paduan suara Gereja Danan akhirnya mendapatkan job untuk mengiringi kegiatan-kegiatan rohani di Gereja Wonogiri wilayah Selatan (acara penerimaan sakramen perkawinan, misa wilayah dan lingkungan); sebagai hadiah dari Rm Mardi Santoso selaku Pastur Kepala memberikan kesempatan rekaman di Puskat/Pusav Yogyakarta. Hasil rekaman dijual dan uang yang terkumpul digunakan untuk program gereja penyediaan air bersih. Saya sungguh berkembang di DKI (Daerah Kurang Informasi). Terima kasih kepada Kongregasi FIC yang telah memberikan saya kesempatan berkarya di wilayah Danan.

 








^:^ : IP 9.9.7.1 : 2 ms   
BROTHERS FIC
 © 2024  http://brothers-fic.org//